Skip to main content

Dear Self

Apa kabar? Oh. Lupakan. Kamu akan jawab "Baik", tapi kemudian kamu akan mengkritik pertanyaan saya. Kamu akan bilang, "Kita selalu lebih baik dari apa yang kita kira." Oke.

Sekarang, saya tebak kamu pasti sedang mengomel. Kamu akan bilang, "Apa-apaan, sih? Ngajak ngobrol kok di tempat yang tidak pribadi seperti ini." Duh. Kamu memang sensitif sekali, ya. Tidak berubah.

Pada akhirnya, orang-orang akan selalu butuh membagikan cerita mereka pada orang lain, dan tidak lagi menyimpannya di tempat pribadi mereka.

Kamu kan pasti tidak lupa, setiap detik, foto-foto artistik, film-film magis, lagu-lagu sendu, tulisan-tulisan yang menggerakkan, serta buku-buku puitis hadir di ruang yang bukan pribadi. Itu semua juga kan obrolan.

Sembunyi-sembunyi atau pun terang-terangan, semua orang butuh mencari kerabat melalui "obrolan" yang mereka bagi ke ruang publik.

Saya cuma kepengin mengajak kamu berhenti sejenak, kok. Kamu sudah berjalan kaki cukup jauh dan lama. Kaki kamu perlu jeda. Setelah itu, saya tantang kamu untuk berlari. Biar gerakmu lebih lekas. Setuju?

Saya juga masih sering mendapat laporan dari Malam. Kamu sering menyembunyikan arah cahaya, biar Malam linglung tak menemukan ujung. Oh, Malam tak bisa sepanjang waktu menjaga kamu bermain bersama kawan-kawanmu. Sama seperti kamu, Khayal dan Pikir pun butuh mengistirahatkan badan dan kesadarannya. Berhentilah berkelakar saja, bekerjalah secara cergas. Kemudian tidur.

Lalu bersahabatlah dengan Pagi. Ia senang padamu. Ia berjanji pada saya, akan selalu membawakan paling sedikit sepuluh senyuman, tiga tawa yang berkekuatan keras, lima tawa yang berkekuatan sedang, dan lima sapaan yang masih hangat setiap kali menemuimu. Semua itu untuk kamu bagi-bagi pada orang-orang yang kamu temui sepanjang hari. Jangan lupa dipakai dan dihabiskan. Pagi akan pulang dengan wajah sedih kalau kamu tidak menghabiskan semua isi bingkisan yang ia bawa.

Take care and good luck, Self!

With love,
Saya.

Comments

Popular posts from this blog

Hade goreng ku basa

Kaget, miris, sedih. Tiga kata ini menggambarkan perasaan saya setiap kali dihadapkan langsung pada realita sikap sebagian masyarakat kita yang pengguna teknologi canggih, namun masih mengabaikan etika dan kesopansantunan dalam bertutur. Berkaitan erat dengan penggunaan bahasa, ada sebuah pepatah Sunda berbunyi: “Hade goreng ku basa”. Pepatah ini mengandung arti bahwa baik atau buruknya sesuatu tergantung bagaimana bahasa dan cara kita menuturkannya. Dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di ranah publik dan ranah formal, penggunaan bahasa yang baik dan benar (tak hanya dari segi gramatika, tetapi juga konteks sosialnya) amat sangat penting. Beberapa yang belakangan ini sedang sering saya temui adalah: 1. Pencari kerja yang meninggalkan komentar/pertanyaan tanpa memperhatikan tata krama pada postingan iklan lowongan kerja di media sosial. 2. Pelamar kerja/pencari peluang bisnis atau kerja sama yang mengirimkan e-mail tanpa memperhatikan etika berkirim surat. Mungki...

1000 paper stars and one wish

Masih ingat dengan karakter Kugy di novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari? Atau tonton filmnya deh. Di sana ada adegan Kugy senang membuat dan menempel origami burung bangau. Nah, hari kemarin saya buka puasa bersama dengan teman-teman, dan ternyata saya baru menemukan hobi mereka membuat origami. Tapi mereka gak bikin origami bangau seperti Kugy, melainkan origami bintang. Sambil ngobrol ngaler ngidul, tangan kita asik membuat origami bintang dari paper stars yang sudah banyak dijual di toko aksesoris. Kita tinggal melipat.. melipat lagi.. dan voila! Jadilah bintang-bintang lucu seperti ini! :D Origami adalah seni melipat kertas dari Jepang. Dan untuk origami bangau dan bintang ini ada mitosnya. Menurut mereka, kalau kamu bikin 1000 bangau atau bintang, kamu bisa make a wish. Namanya juga mitos, bisa jadi benar-benar kejadian bisa juga mitos ini dipatahkan kapan saja. Tergantung kamu mau percaya atau tidak. Kalau salah satu teman saya yang kemarin hadi...

Bandung, kota yang asik untuk jatuh cinta

Saat mengetahui tentang proyek baru dari @poscinta ini, saya langsung tertarik. Karena apa? Tentu karena akan sangat seru rasanya menulis seputar Bandung saat kota tempat tinggal saya sejak lahir ini bersiap menyambut ulang tahunnya yang ke 205 pada 25 September 2015 nanti. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung menjanjikan akan ada banyak keseruan dalam rangka menyambut HUT Bandung ke 205 nanti, diantaranya Festival Fashion, Festival Kuliner, Festival Kebudayaan dan Light Festival. Jadi mengapa kita tidak ikut bersenang-senang mulai dari sekarang? Untuk entri pertama, saya harus menulis dengan tema "Ikon Kota". Wah. Sebagai kota yang besar, rasanya tidak sulit untuk menemukan ikon kota Bandung ini. Hampir segala yang saya lihat di penjuru kota ini bisa menjadi ikon karena kekhasan dan cerita di baliknya. Sudah banyak pula buku yang membahas Kota Bandung, salah satunya buku 200 Ikon Kota Bandung ini. Jadi yang sulit sekarang adalah, menentukan ikon mana yang akan s...