Apa kabar? Oh. Lupakan. Kamu akan jawab "Baik", tapi kemudian kamu akan mengkritik pertanyaan saya. Kamu akan bilang, "Kita selalu lebih baik dari apa yang kita kira." Oke.
Sekarang, saya tebak kamu pasti sedang mengomel. Kamu akan bilang, "Apa-apaan, sih? Ngajak ngobrol kok di tempat yang tidak pribadi seperti ini." Duh. Kamu memang sensitif sekali, ya. Tidak berubah.
Pada akhirnya, orang-orang akan selalu butuh membagikan cerita mereka pada orang lain, dan tidak lagi menyimpannya di tempat pribadi mereka.
Kamu kan pasti tidak lupa, setiap detik, foto-foto artistik, film-film magis, lagu-lagu sendu, tulisan-tulisan yang menggerakkan, serta buku-buku puitis hadir di ruang yang bukan pribadi. Itu semua juga kan obrolan.
Sembunyi-sembunyi atau pun terang-terangan, semua orang butuh mencari kerabat melalui "obrolan" yang mereka bagi ke ruang publik.
Saya cuma kepengin mengajak kamu berhenti sejenak, kok. Kamu sudah berjalan kaki cukup jauh dan lama. Kaki kamu perlu jeda. Setelah itu, saya tantang kamu untuk berlari. Biar gerakmu lebih lekas. Setuju?
Saya juga masih sering mendapat laporan dari Malam. Kamu sering menyembunyikan arah cahaya, biar Malam linglung tak menemukan ujung. Oh, Malam tak bisa sepanjang waktu menjaga kamu bermain bersama kawan-kawanmu. Sama seperti kamu, Khayal dan Pikir pun butuh mengistirahatkan badan dan kesadarannya. Berhentilah berkelakar saja, bekerjalah secara cergas. Kemudian tidur.
Lalu bersahabatlah dengan Pagi. Ia senang padamu. Ia berjanji pada saya, akan selalu membawakan paling sedikit sepuluh senyuman, tiga tawa yang berkekuatan keras, lima tawa yang berkekuatan sedang, dan lima sapaan yang masih hangat setiap kali menemuimu. Semua itu untuk kamu bagi-bagi pada orang-orang yang kamu temui sepanjang hari. Jangan lupa dipakai dan dihabiskan. Pagi akan pulang dengan wajah sedih kalau kamu tidak menghabiskan semua isi bingkisan yang ia bawa.
Take care and good luck, Self!
With love,
Saya.
Comments