Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2017

Ikhtaara

Sepasang kaki legam tanpa alas menjejak petak-petak ubin stasiun yang dingin dan kusam. Ia berjalan tanpa tergesa mencari sembarang tempat duduk demi melepas pegal yang ia rasakan di sepanjang otot kakinya. Ia tahu stasiun itu tak pernah sepi. Seluruh tempat duduk telah terisi penuh. Maka laki-laki itu membelokkan langkahnya menuju sebuah tiang di salah satu peron, agak jauh dari barisan tempat duduk. Lalu tubuhnya mulai menggelosor ke bawah tiang. Ia duduk dengan pasrah. Merasakan otot-ototnya yang protes selepas dipaksa bekerja seharian. Tangan kanannya begerak menelusuri bagian betis kakinya. Perlahan ia mulai menekankan tangannya pada bagian-bagian yang terasa pegal. Ia lakukan gerakan itu berulang dan bergantian pada betis kanan dan kiri kakinya sampai rasa nyerinya hilang. Sementara itu, tangan kirinya tak pernah sedetik pun meregang dari eratnya pegangan pada sampul mati yang ia buat di atas sebuah karung lusuh. Kara mengamati potongan-potongan adegan itu dari tempat dudukn

Lebaran dan pertanyaan "Kapan nikah?"

Jadi, berapa banyak di antara kamu yang di Hari Lebaran sering diberi pertanyaan "Kapan nikah?" Pertanyaan yang kalau kamu sadari, lebih sering dilayangkan terutama kepada para perempuan daripada laki-laki. Ini didukung juga oleh observasi kecil-kecilan saya di timeline media sosial yang saya punya, bahwa kebanyakan teman-teman perempuan yang membahas topik "Kapan nikah?" ini. Karena apa? Karena biasaya, laki-laki lebih diberi kebebasan untuk menentukan kapan menikah. Sedangkan perempuan, ada standar yang ditentukan sendiri oleh para orangtua dan masyarakat bahwa perempuan harus menikah di usia sekian. Di bawah ini ada obrolan saya bersama seorang sahabat perempuan. Bisa ada hubungannya, bisa juga tidak. Tapi saya merasa isi obrolan kami mungkin bisa sedikit membuat kalian, para perempuan yang baru saja ditanya "Kapan nikah?", merasa hari ini tak terlalu buruk. Selamat menyimak. Q : Apa yang paling menyedihkan dari Indonesia saat ini menu

Gerbang Dialog Danur: Kisah horor yang "memanusiakan" hantu

Judul Buku : Gerbang Dialog Danur Penulis : Risa Saraswati Penerbit : Bukune Terbit : Maret, 2015 Tebal : 224 Halaman ISBN : 602-220-150-0 Genre : Nonfiction Blurb: Jangan heran jika mendapatiku sedang bicara sendirian atau tertawa tanpa seorang pun terlihat bersamaku. Saat itu mungkin saja aku sedang bersama salah satu dari lima sahabatku. Kalian mungkin tak melihatnya. Wajar. Mereka memang tak kasat mata dan sering disebut hantu, jiwa-jiwa penasaran atas kehidupan yang mereka anggap tidak adil. Kelebihanku dapat melihat mereka adalah anugerah sekaligus kutukan. Kelebihan ini membawaku ke dalam persahabatan unik dengan lima anak hantu Belanda. Hari-hariku dilewati dengan canda Peter, pertengkaran Hans dan Hendrick--dua sahabat yang sering berkelahi, alunan lirih biola William, dan tak lupa; rengekan si bungsu Janshen. Jauh dari kehidupan "normal" adalah harga yang harus dibayar atas kebahagiaanku bersama mereka. Dan, semua itu harus berubah ketika p