Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2014

Memuja pagi

Di ujung warna jingga yang sebentar habis terhisap langit, Di sisa rikuh raga yang tengah meregang dicabik lelah, Ragam rasa, rupa warna, nyata semua berarak pada satu masa : gelap. Rasa menguap, daun memucat, jingga memudar.. Kala ku-ungkit arti jejak - jejak yang kutapaki.. Ada sahabat yang kudengar tulus berjanji, dan selalu datang kembali, Pagi. Dan kita akan kembali sibuk mereguk inspirasi dari Pagi. Pagi yang memuja kehidupan.  Pagi yang selalu meracikkan secangkir kopi, untuk kita hirup sama - sama, Aku dan kamu tak terlalu berbeda sepertinya, Sayang.. Menyesap racikan kopi yang sama, Dibekali pertanyaan yang sama, dan mencari jawaban yang sama. Karena alam kita tak pada beda semesta. Sahabat kita hanya satu - satunya, Pagi.. Sesekali Pagi mengajari, dan kita setengah mati berusaha mengerti..   "Warna dan rasa hanyalah dua titik pada seutas benang yang sama. Kamu pegang ujung yang satu, dan kamu pegang ujung lainnya." "Setiap

Langit merah jingga

Langit merah jingga melahap kue ingatan tentang hari ini, menggerus potongan pahit sakit hatimu saat renyah, menyisihkan sepotong yang manis untuk kau simpan dalam toples kenangan. Langit merah jingga pun melarungkan dendam ke dalam cangkir kopimu. Untuk kau teguk habis ia, sampai lupa. Dan esok, hanya akan ada semburat mata pengampun yang seperti biasa. Yang tahu, adonan kue teka-tekimu masih tersisa. Yang hafal, racikan kopimu masih butuh rupa-rupa rasa. Ialah semburat teduh mata mentari pagi di langit yang sama. Yang selalu datang dengan sahaja dan percaya, seperti gurauan tua yang senantiasa disambut tawa. Bandung, Juni 2014