Skip to main content

New year's resolution: Walk the talk!

Hampir setiap tahun menyusun resolusi, bagaimana pelaksanaannya?

Penghujung tahun selalu menjadi waktu yang tepat untuk introspeksi diri. Perencanaan resolusi adalah lebih baik daripada tidak sama sekali. Daripada menyesal di akhir tahun karena melewatkan banyak peluang. Bersikap spontan memang kadang menyenangkan, que sera sera. Tetapi perencanaan membuat hidup kita  lebih terarah mencapai tujuan.

Pada akhirnya semua orang memang harus membawa hidupnya ke level yang lebih tinggi. Jika kamu merasa kesulitan memulai dari mana untuk menyusun sebuah resolusi, ada 6 sisi kehidupan manusia yang kita tahu; spiritual, intelektual, kesehatan, karir, keuangan, dan sosial. Kamu bisa mulai merencanakan untuk membuat resolusi dengan pertama-tama bertanya pada diri sendiri, tujuan apa yang ingin kamu capai dari masing-masing sisi kehidupanmu? Gunakan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk memudahkanmu mengetahui sedang berada di level mana kamu dan apa yang perlu kamu lakukan untuk mencapai tujuanmu.

Tahun 2016 kamu ingin menulis sebuah buku? Ingin mahir menggunakan kamera digitalmu? Ingin membuat pameran gagasan tunggal pertamamu? Ingin mempunyai single yang didengarkan oleh jutaan orang? Atau ingin memiliki bisnis clothing yang hits? Siapa sajakah orang yang sudah berhasil lebih dahulu mencapai goal seperti yang kamu inginkan itu? Hubungi mereka untuk belajar! Cari tahu apa yang mereka lakukan untuk menjadi seperti mereka sekarang, lalu tirulah kebiasaan-kebasaan baiknya. Mulai kelilingi dan dekatkan dirimu dengan role model-mu itu. Somehow, dengan begitu kamu akan merasa tujuanmu realistis dan bisa dicapai, karena kamu telah mengetahui contoh suksesmu.

Banyak yang bilang kalau ukuran keberhasilan seseorang itu berbeda-beda. Kamu tidak bisa membandingkan keberhasilan satu orang dengan orang yang lain. Maka dari itu, buatlah standar keberhasilanmu sendiri dalam mencapai resolusi. Contoh, kamu bisa menjadikan profil dirimu sendiri di tahun ini sebagai pembanding. Ukurannya, tentu saja tahun depan kamu harus mempunyai profil diri yang lebih baik.

Sudah mulai semangat untuk menyusun resolusi 2016? Sekarang tetapkan deadline agar resolusimu tak hanya menjadi sekadar wacana. Tujuan yang besar tentu tidak begitu saja diraih. Ada aksi-aksi kecil sebelum menuju ke tujuan itu yang harus kamu capai. Coba jabarkan semua. Misalkan targetmu untuk menyelesaikan manuskrip novel pertamamu adalah bulan April, maka sejak bulan Januari kamu sudah harus mulai melakukan riset dan membuat outline. Pada bulan Februari mulai menulis sesuai target per hari, melakukan self-editing, dan seterusnya. Sehingga pada bulan April, kamu telah benar-benar bisa mengirimkan manuskrip novel pertamamu ke penerbit.

Setelah menetapkan deadline, buat komitmen dan seriuslah dengan tujuanmu. Jangan sia-siakan waktu. Kamu tidak pernah tahu jika tahun 2016 adalah giliranmu untuk bersinar bersama karyamu. Kesempatan selalu datang setiap saat, make sure kamu siap untuk menangkap setiap kesempatan yang ada.

Namun kadang, saat kita sedang berusaha meraih tujuan, semangat kita mengendur. Itu biasa kok. Yang harus kamu lakukan saat merasa demotivated adalah coba ingat motivasi awalmu. Mengapa kamu ingin mencapai hal-hal yang ingin kamu capai? Alasanmu tentu cukup untuk membuatmu kembali bangkit dan berusaha.

Resolusi telah tercapai, lalu apa? Tingkatkan lagi pencapaianmu. Push yourself to your limits. And don’t forget to congratulate yourself for being awesome. Sementara, bagaimana jika target gagal tercapai? If you’ve tried your best, then you should be damn proud about yourself! Maafkan dirimu sendiri atas kegagalanmu, dan segeralah melakukan perbaikan. Succeed or die trying!

(Editor: Hafsya, pernah dimuat di Icihers Magazine Vol. 48)

Comments

Popular posts from this blog

Hade goreng ku basa

Kaget, miris, sedih. Tiga kata ini menggambarkan perasaan saya setiap kali dihadapkan langsung pada realita sikap sebagian masyarakat kita yang pengguna teknologi canggih, namun masih mengabaikan etika dan kesopansantunan dalam bertutur. Berkaitan erat dengan penggunaan bahasa, ada sebuah pepatah Sunda berbunyi: “Hade goreng ku basa”. Pepatah ini mengandung arti bahwa baik atau buruknya sesuatu tergantung bagaimana bahasa dan cara kita menuturkannya. Dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di ranah publik dan ranah formal, penggunaan bahasa yang baik dan benar (tak hanya dari segi gramatika, tetapi juga konteks sosialnya) amat sangat penting. Beberapa yang belakangan ini sedang sering saya temui adalah: 1. Pencari kerja yang meninggalkan komentar/pertanyaan tanpa memperhatikan tata krama pada postingan iklan lowongan kerja di media sosial. 2. Pelamar kerja/pencari peluang bisnis atau kerja sama yang mengirimkan e-mail tanpa memperhatikan etika berkirim surat. Mungkin terdengar berl

Menerjemahkan Karam Sarasvati

Di antara banyak isi kepala, saya suka deh terbengong - bengong berpikir betapa sebuah lagu bisa bertransformasi menjadi banyak bentuk karya lainnya. Ya prosa yang lebih panjang aka cerpen, ya novel, lalu jadi video klip atau bahkan film. Lagu berubah wujud jadi koreografi. Lagu jadi tema foto. Lagu jadi lukisan pasir. Lagu jadi soundtrack pribadi. Oh ini sih saya. Lagu diinterpretasikan menjadi posting instagram? Itu sih kerjaan teman saya. Tapi memang menarik sih. Beberapa waktu lalu juga ada satu band yang membuat lomba foto semacam ini. Jadi kita mendengarkan lagu - lagu mereka, lalu kita posting foto yang menurut kita menginterpretasikan lagu - lagu band tersebut. Dan memang, kalau kita mencipta sesuatu, sudah jelas interpretasi orang terhadap apa yang kita buat tidak akan sama dengan apa yang kita pikirkan saat kita mencipta karya tersebut. Makin banyak interpretasi, makin 'kaya' karyanya. Dan satu hal, tidak ada salah atau benar yang 'pakem' d

1000 paper stars and one wish

Masih ingat dengan karakter Kugy di novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari? Atau tonton filmnya deh. Di sana ada adegan Kugy senang membuat dan menempel origami burung bangau. Nah, hari kemarin saya buka puasa bersama dengan teman-teman, dan ternyata saya baru menemukan hobi mereka membuat origami. Tapi mereka gak bikin origami bangau seperti Kugy, melainkan origami bintang. Sambil ngobrol ngaler ngidul, tangan kita asik membuat origami bintang dari paper stars yang sudah banyak dijual di toko aksesoris. Kita tinggal melipat.. melipat lagi.. dan voila! Jadilah bintang-bintang lucu seperti ini! :D Origami adalah seni melipat kertas dari Jepang. Dan untuk origami bangau dan bintang ini ada mitosnya. Menurut mereka, kalau kamu bikin 1000 bangau atau bintang, kamu bisa make a wish. Namanya juga mitos, bisa jadi benar-benar kejadian bisa juga mitos ini dipatahkan kapan saja. Tergantung kamu mau percaya atau tidak. Kalau salah satu teman saya yang kemarin hadi