Perempuan berkaca mata itu duduk di meja kerjanya, menatap layar komputer dengan pandangan kosong. Tak ada yang dilakukannya. Jari - jarinya terpaku di atas keyboard yang tak bekerja. Kemudian berpindah pada satu cangkir kopi yang sudah diisi berkali – kali di hari itu. Ia mereguk isinya. Ketika cangkir itu lepas dari bibirnya, sebulir air mata jatuh menitik di pipi kanannya. Ia menangis.
Perempuan itu meletakkan cangkir kopinya, melepas kaca mata yang dikenakannya, lalu mengusap pipinya cepat.
“Ah, ya ampun!”
Perempuan itu memekik pelan. Ternyata kaca matanya sudah berada di lantai. Ia tak hati – hati ketika meletakkannya tadi. Untung saja tidak pecah.
______
Tulisan di atas adalah potongan dari cerpen berjudul "Aku Berhenti Mengirimu Cinta, Pun Doa-Doa", yang kutulis beberapa bulan lalu. Cerpen itu kukirimkan untuk Proyek Menulis di @nulisbuku. Jadi, kalau kamu penasaran dengan lanjutan ceritanya, kamu bisa baca selengkapnya dalam buku kumpulan cerpen Kasih Tak Sampai - Buku Sembilan. Untuk mendapatkannya, klik saja di sini.
Terima kasih :)
Comments