Skip to main content

Life is a puzzle, literally

Sudah 10 hari memasuki November. Penghujung tahun 2013 akan dijelang hanya dalam waktu kurang dari dua bulan lagi.

Menjelang penghujung tahun, saya biasanya melakukan semacam refleksi ke belakang, apa saja yang sudah saya lakukan di tahun ini. Apa saja hal baru yang saya temui. Apa saja yang sudah saya pelajari. Apa saja yang terlewat. Niat mana yang belum ter-realisasi,dan seterusnya.

--

Dan beberapa hari terakhir ini, ide bahwa hidup adalah puzzle terus menghantui kepala saya.
Saya menemukan gambar ini. Entah asalnya dari mana. Saya menemukan gambar ini dari retweetan di timeline twitter. Rasanya pas untuk menggambarkan apa yang ada dalam kepala saya beberapa hari terakhir.


Life is a puzzle literally.
You’ll meet all kinds of people.
Nobody’s perfect.
We’ve got strengths and weaknesses.
Some are stronger. Some are not (that’s okay).
Some just don’t click. For some, they just needed a change in angle.
And sometimes you need to realise, that some things are not meant to be.
Some can get along with only a couple of people. Some, even more.
As I said, you’ll meet all kinds of people. And it would be a mess if you don’t know whom you choose to mix with. But if you do..
It all fits in perfectly.

Saya suka analoginya. Beberapa orang yang saya temui di tahun ini diibaratkan potongan puzzle yang saling menyusun dan melengkapi puzzle hidup saya.

Seperti juga diri saya sendiri, orang lain memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing. Saya suka semua orang yang datang di hidup saya pada tahun ini, dengan apa adanya mereka. Beberapa orang bisa begitu saja klik dengan saya. Beberapa orang hanya perlu mengubah sudut pandang saya saja.

Pada akhirnya, semuanya menyenangkan. Semuanya membawa alasan untuk apa mereka hadir di hidup saya.


Sometimes people come into your life & you know right away that they were meant to be there, to serve some sort of purpose, teach you a lesson, or help you figure out who you are & or who you want to become. - unknown author


Dengan keyakinan tersebut, setiap bertemu dengan seseorang, saya seperti anak sekolah dengan buku tulis kosong dan pulpen, siap mencatat pelajaran yang akan dia sampaikan.

Tentunya jangan membayangkan kegiatan belajar mengajar di kelas yang sesungguhnya. Walaupun memang ada yang benar - benar bertemu di kelas, saya bertemu lebih banyak orang di tempat kerja, di jalanan, di angkot, di tempat nongkrong, di komunitas – komunitas yang saya ikuti, atau bahkan bertemu orang – orang tertentu lewat cerita teman.

Beberapa lewat begitu saja, beberapa lainnya membekas, meninggalkan jejaknya di hati saya dan membuat saya lebih ‘kaya’.

Terima kasih Tuhan, atas hadiah mainan puzzle ini beserta kepingan – kepingannya yang tidak pernah saya bayangkan saya akan menemukannya. Mainan yang paling menyenangkan. Beruntung sekali saya diberi Tuhan kesempatan untuk mencobanya.

Life is something that everyone should try at least once.

--

Melakukan refleksi semacam ini pada akhirnya membawa saya pada keadaan syukur. Atas apa yang saya dapatkan, juga atas apa yang saya inginkan tapi belum saya dapatkan.

Masih ada dua bulan lagi di 2013 dan masih ada berbulan – bulan lagi di tahun – tahun yang akan datang. Kepingan puzzle seperti apa yang akan melengkapi mainan puzzle 2013 saya dan akan seperti apa mainan puzzle saya di 2014, 2015, dan seterusnya? Well, let me just sing Hakuna Matata song.

Hakuna Matata! What a wonderful phrase
Hakuna Matata! Ain't no passing craze

It means no worries for the rest of your days


(Hakuna Matata, from The Lion King)


Comments

arievrahman said…
Yap, masih ada dua bulan untuk melengkapi puzzle tahun ini, atau kurang.

Popular posts from this blog

Hade goreng ku basa

Kaget, miris, sedih. Tiga kata ini menggambarkan perasaan saya setiap kali dihadapkan langsung pada realita sikap sebagian masyarakat kita yang pengguna teknologi canggih, namun masih mengabaikan etika dan kesopansantunan dalam bertutur. Berkaitan erat dengan penggunaan bahasa, ada sebuah pepatah Sunda berbunyi: “Hade goreng ku basa”. Pepatah ini mengandung arti bahwa baik atau buruknya sesuatu tergantung bagaimana bahasa dan cara kita menuturkannya. Dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di ranah publik dan ranah formal, penggunaan bahasa yang baik dan benar (tak hanya dari segi gramatika, tetapi juga konteks sosialnya) amat sangat penting. Beberapa yang belakangan ini sedang sering saya temui adalah: 1. Pencari kerja yang meninggalkan komentar/pertanyaan tanpa memperhatikan tata krama pada postingan iklan lowongan kerja di media sosial. 2. Pelamar kerja/pencari peluang bisnis atau kerja sama yang mengirimkan e-mail tanpa memperhatikan etika berkirim surat. Mungkin terdengar berl

Menerjemahkan Karam Sarasvati

Di antara banyak isi kepala, saya suka deh terbengong - bengong berpikir betapa sebuah lagu bisa bertransformasi menjadi banyak bentuk karya lainnya. Ya prosa yang lebih panjang aka cerpen, ya novel, lalu jadi video klip atau bahkan film. Lagu berubah wujud jadi koreografi. Lagu jadi tema foto. Lagu jadi lukisan pasir. Lagu jadi soundtrack pribadi. Oh ini sih saya. Lagu diinterpretasikan menjadi posting instagram? Itu sih kerjaan teman saya. Tapi memang menarik sih. Beberapa waktu lalu juga ada satu band yang membuat lomba foto semacam ini. Jadi kita mendengarkan lagu - lagu mereka, lalu kita posting foto yang menurut kita menginterpretasikan lagu - lagu band tersebut. Dan memang, kalau kita mencipta sesuatu, sudah jelas interpretasi orang terhadap apa yang kita buat tidak akan sama dengan apa yang kita pikirkan saat kita mencipta karya tersebut. Makin banyak interpretasi, makin 'kaya' karyanya. Dan satu hal, tidak ada salah atau benar yang 'pakem' d

1000 paper stars and one wish

Masih ingat dengan karakter Kugy di novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari? Atau tonton filmnya deh. Di sana ada adegan Kugy senang membuat dan menempel origami burung bangau. Nah, hari kemarin saya buka puasa bersama dengan teman-teman, dan ternyata saya baru menemukan hobi mereka membuat origami. Tapi mereka gak bikin origami bangau seperti Kugy, melainkan origami bintang. Sambil ngobrol ngaler ngidul, tangan kita asik membuat origami bintang dari paper stars yang sudah banyak dijual di toko aksesoris. Kita tinggal melipat.. melipat lagi.. dan voila! Jadilah bintang-bintang lucu seperti ini! :D Origami adalah seni melipat kertas dari Jepang. Dan untuk origami bangau dan bintang ini ada mitosnya. Menurut mereka, kalau kamu bikin 1000 bangau atau bintang, kamu bisa make a wish. Namanya juga mitos, bisa jadi benar-benar kejadian bisa juga mitos ini dipatahkan kapan saja. Tergantung kamu mau percaya atau tidak. Kalau salah satu teman saya yang kemarin hadi