Skip to main content

What do you 'reward' yourself with?

Di halaman pertama buku-nya, Your Job Is Not Your Career, Rene Suhardono menampilkan sebuah ilustrasi: 'Kerja untuk apa? Uang, mengisi waktu luang, keluarga atau gaya hidup
  
Lalu beberapa waktu lalu, di twitter, saya menemukan hashtag #IWorkForThis. Di sini, orang - orang men-twitpict koleksi, hobi, atau apapun yang mereka anggap sebagai 'imbalan' dari kerja keras mereka.
  
Hashtag ini bikin saya mikir, #IWorkForThis versi saya, bakal seperti apa ya?
  
--
  
Kita rata - rata bekerja 5 - 6 hari dalam seminggu. Pernah nggak, kamu sesekali berfikir untuk 'me-reward' dirimu sendiri atas kerja kerasmu tiap hari?
  
Buat apa sih mikir kayak gitu? Bukannya tiap bulan juga kita dibayar oleh perusahaan? Iya, setelah bekerja keras, kita dapat imbalan dalam bentuk yang sama tiap bulannya, rupiah. Nah sekarang, imbalan ini kamu sendiri yang tentukan, akan digunakan untuk apa. Kamu yang paling tahu diri kamu sendiri, imbalan yang paling pantas dan yang paling kamu inginkan, atas kerja keras yang sudah kamu lakukan.
  
Kalau saya sih, seringkali 'me-reward' diri saya diantaranya dengan gigs, buku, ngopi, makanan dan jalan - jalan. Dan dengan berselelancar di internet tentu saja.

Gigs - Suatu waktu, saya pernah ditanya oleh seorang saudara saat mau pergi nonton konser, 'Kamu sudah pernah nonton band ini kan? Terus ngapain masih nonton lagi dan nonton terus?' Saya belum menemukan jawaban untuk pertanyaan satu ini. Yang jelas, setiap kali ada di kerumunan penonton, saya suka. Itu saja. Dan teman - teman saya sering menggunakan istilah euforia seeker untuk ini.
  
Buku - Meski senang berada di kerumunan orang, saya juga seorang yang meditatif. Dan membaca adalah kegiatan meditasi yang paling menyenangkan buat saya. Karena itu, sepertinya saya masih dan akan terus membeli buku.

Ngopi - Saya pernah tertampar ketika seorang teman nyeletuk, 'Ngapain sih ngabisin puluhan ribu untuk ngopi, mending bikin sendiri di rumah. Murah.' Emh. Sepakat. Saya sering bikin kopi di rumah. Tapi kadang juga ini bukan hanya tentang segelas kopi. Kadang ini tentang menghabiskan waktu bersama teman di luar rumah. Sesederhana itu sih. Dan kadang, ide - ide juga sering muncul dari obrolan di atas kopi.
  
Makan dan jalan-jalan - Life is something that everyone should try at least once. Cukup menjelaskan, kan? Coba makanan baru, jalan - jalan ke tempat baru, rasakan dan pelajari hal - hal baru, dan kamu tidak akan pernah beranjak tua setiap harinya.

Internet - Udah jelas buat informasi sih ini. Meski sebagian besar waktu dihabiskan untuk bekerja, meng-upgrade diri dengan informasi yang kita butuhkan juga tetap penting.
  
--

Suatu waktu, teman saya berkata, orang - orang seharusnya bisa berhenti mengeluh setiap bertemu dengan Senin. Caranya? Ya dengan mencari tahu apa passion kamu. Jika kamu sudah bekerja sesuai dengan passion kamu, kamu beruntung. Pergi bekerja akan seperti pergi berlibur rasanya.
  
Bagaimana jika belum menemukan pekerjaan yang sesuai dengan passion? Menurut Rene, coba lakukan pekerjaan saat ini dengan antusias.

Tambahan dari saya, sempatkan dan lakukan hobi di hari kamu off bekerja sebagai upaya me-reward diri kamu sendiri. Temukan apa yang bisa membuat kamu senang dan melupakan segala hal di dunia. Dan bertemu kembali dengan Senin lalu berangkat bekerja akan menjadi hal yang masuk akal.
  
--

Let's cherish every moment we have been given. - Kool And The Gang

Comments

Popular posts from this blog

Hade goreng ku basa

Kaget, miris, sedih. Tiga kata ini menggambarkan perasaan saya setiap kali dihadapkan langsung pada realita sikap sebagian masyarakat kita yang pengguna teknologi canggih, namun masih mengabaikan etika dan kesopansantunan dalam bertutur. Berkaitan erat dengan penggunaan bahasa, ada sebuah pepatah Sunda berbunyi: “Hade goreng ku basa”. Pepatah ini mengandung arti bahwa baik atau buruknya sesuatu tergantung bagaimana bahasa dan cara kita menuturkannya. Dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di ranah publik dan ranah formal, penggunaan bahasa yang baik dan benar (tak hanya dari segi gramatika, tetapi juga konteks sosialnya) amat sangat penting. Beberapa yang belakangan ini sedang sering saya temui adalah: 1. Pencari kerja yang meninggalkan komentar/pertanyaan tanpa memperhatikan tata krama pada postingan iklan lowongan kerja di media sosial. 2. Pelamar kerja/pencari peluang bisnis atau kerja sama yang mengirimkan e-mail tanpa memperhatikan etika berkirim surat. Mungkin terdengar berl

Menerjemahkan Karam Sarasvati

Di antara banyak isi kepala, saya suka deh terbengong - bengong berpikir betapa sebuah lagu bisa bertransformasi menjadi banyak bentuk karya lainnya. Ya prosa yang lebih panjang aka cerpen, ya novel, lalu jadi video klip atau bahkan film. Lagu berubah wujud jadi koreografi. Lagu jadi tema foto. Lagu jadi lukisan pasir. Lagu jadi soundtrack pribadi. Oh ini sih saya. Lagu diinterpretasikan menjadi posting instagram? Itu sih kerjaan teman saya. Tapi memang menarik sih. Beberapa waktu lalu juga ada satu band yang membuat lomba foto semacam ini. Jadi kita mendengarkan lagu - lagu mereka, lalu kita posting foto yang menurut kita menginterpretasikan lagu - lagu band tersebut. Dan memang, kalau kita mencipta sesuatu, sudah jelas interpretasi orang terhadap apa yang kita buat tidak akan sama dengan apa yang kita pikirkan saat kita mencipta karya tersebut. Makin banyak interpretasi, makin 'kaya' karyanya. Dan satu hal, tidak ada salah atau benar yang 'pakem' d

1000 paper stars and one wish

Masih ingat dengan karakter Kugy di novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari? Atau tonton filmnya deh. Di sana ada adegan Kugy senang membuat dan menempel origami burung bangau. Nah, hari kemarin saya buka puasa bersama dengan teman-teman, dan ternyata saya baru menemukan hobi mereka membuat origami. Tapi mereka gak bikin origami bangau seperti Kugy, melainkan origami bintang. Sambil ngobrol ngaler ngidul, tangan kita asik membuat origami bintang dari paper stars yang sudah banyak dijual di toko aksesoris. Kita tinggal melipat.. melipat lagi.. dan voila! Jadilah bintang-bintang lucu seperti ini! :D Origami adalah seni melipat kertas dari Jepang. Dan untuk origami bangau dan bintang ini ada mitosnya. Menurut mereka, kalau kamu bikin 1000 bangau atau bintang, kamu bisa make a wish. Namanya juga mitos, bisa jadi benar-benar kejadian bisa juga mitos ini dipatahkan kapan saja. Tergantung kamu mau percaya atau tidak. Kalau salah satu teman saya yang kemarin hadi