Skip to main content

Cermin menuju pulang


Dan lalu...

Rasa itu tak mungkin lagi kini

Tersimpan di hati

Bawa aku pulang, rindu bersamamu





Dan lalu...

Air mata tak mungkin lagi kini

Bicara tentang rasa

Bawa aku pulang, rindu segera





Jelajahi waktu

Ke tempat berteduh hati kala biru





Dan lalu...

Sekitarku tak mungkin lagi kini

Meringankan lara

Bawa aku pulang, segera





Dan lalu...

Oh, langkahku tak lagi jauh kini

Memudar biruku



Jangan lagi pulang

Jangan lagi datang

Jangan lagi pulang



Pergi jauh

Dan lalu...

Dan lalu...





(Float - Pulang)

Mudik Lebaran, tradisi di Indonesia, negara kepulauan dimana penduduknya yang mayoritas Muslim banyak yang mencari nafkah tidak di tempat ia lahir, lalu tak bisa berkompromi dengan keinginan untuk pulang terutama di saat hari raya ini, maka jadilah pulang beramai-ramai menjelang Lebaran sebuah budaya.

Lalu aku bertanya-tanya, pulang ke mana-kah orang-orang yang tak punya kampung halaman sepertiku saat Lebaran tiba?

Akankah Lebaran menjadi tak lengkap tanpa menjalani budaya mudik?

Tentu saja tidak. Hehe.

Aku yakin ada perjalanan yang tak kasat mata di dalam diri setiap orang di hari raya ini atau di luar waktu-waktu mudik Lebaran. Perjalanan yang tak harus membayar sejumlah uang untuk tiket, tak ada kursi yang dipesan dan tak ada fisik yang menempuh jarak tertentu. Semacam perjalanan batin dan pikiran.

Jika mudik diartikan sebagai 'pulang' ke asal-usul. Maka aku melakukannya pada Lebaran kali ini.

Di hari H Lebaran, seorang teman bercerita tentang teman-nya yang tak juga mampu memaafkan masa lalunya, dirinya, orang lain dan hidupnya saat ini. Akupun seperti bercermin pada ceritanya.

"Memaafkan memang tak bisa mengubah masa lalu, tapi dengan memaafkan kita sudah mengubah masa depan."

Lalu akupun mengingat kembali kalimat itu yang entah dulu kutemukan di mana. Yang jelas, Lebaran kali ini, aku kembali bercermin pada waktu-waktu di masa yang sudah lalu dimana aku berkenalan dengan kalimat itu. Kalimat yang menjadi titik balik cara berfikir aku menghadapi masalah. Menjadi titik balik untuk mengubah masa depanku.

Mungkin belum banyak yang kulakukan, namun aku senang bisa sampai di sini.

Sudah sejauh mana perjalananmu?

Sudah sempatkah sejenak mengingat asal usulmu?

Pulang yuk!



Selamat Lebaran 2013 :)

Comments

Popular posts from this blog

Hade goreng ku basa

Kaget, miris, sedih. Tiga kata ini menggambarkan perasaan saya setiap kali dihadapkan langsung pada realita sikap sebagian masyarakat kita yang pengguna teknologi canggih, namun masih mengabaikan etika dan kesopansantunan dalam bertutur. Berkaitan erat dengan penggunaan bahasa, ada sebuah pepatah Sunda berbunyi: “Hade goreng ku basa”. Pepatah ini mengandung arti bahwa baik atau buruknya sesuatu tergantung bagaimana bahasa dan cara kita menuturkannya. Dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di ranah publik dan ranah formal, penggunaan bahasa yang baik dan benar (tak hanya dari segi gramatika, tetapi juga konteks sosialnya) amat sangat penting. Beberapa yang belakangan ini sedang sering saya temui adalah: 1. Pencari kerja yang meninggalkan komentar/pertanyaan tanpa memperhatikan tata krama pada postingan iklan lowongan kerja di media sosial. 2. Pelamar kerja/pencari peluang bisnis atau kerja sama yang mengirimkan e-mail tanpa memperhatikan etika berkirim surat. Mungki...

1000 paper stars and one wish

Masih ingat dengan karakter Kugy di novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari? Atau tonton filmnya deh. Di sana ada adegan Kugy senang membuat dan menempel origami burung bangau. Nah, hari kemarin saya buka puasa bersama dengan teman-teman, dan ternyata saya baru menemukan hobi mereka membuat origami. Tapi mereka gak bikin origami bangau seperti Kugy, melainkan origami bintang. Sambil ngobrol ngaler ngidul, tangan kita asik membuat origami bintang dari paper stars yang sudah banyak dijual di toko aksesoris. Kita tinggal melipat.. melipat lagi.. dan voila! Jadilah bintang-bintang lucu seperti ini! :D Origami adalah seni melipat kertas dari Jepang. Dan untuk origami bangau dan bintang ini ada mitosnya. Menurut mereka, kalau kamu bikin 1000 bangau atau bintang, kamu bisa make a wish. Namanya juga mitos, bisa jadi benar-benar kejadian bisa juga mitos ini dipatahkan kapan saja. Tergantung kamu mau percaya atau tidak. Kalau salah satu teman saya yang kemarin hadi...

Bandung, kota yang asik untuk jatuh cinta

Saat mengetahui tentang proyek baru dari @poscinta ini, saya langsung tertarik. Karena apa? Tentu karena akan sangat seru rasanya menulis seputar Bandung saat kota tempat tinggal saya sejak lahir ini bersiap menyambut ulang tahunnya yang ke 205 pada 25 September 2015 nanti. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung menjanjikan akan ada banyak keseruan dalam rangka menyambut HUT Bandung ke 205 nanti, diantaranya Festival Fashion, Festival Kuliner, Festival Kebudayaan dan Light Festival. Jadi mengapa kita tidak ikut bersenang-senang mulai dari sekarang? Untuk entri pertama, saya harus menulis dengan tema "Ikon Kota". Wah. Sebagai kota yang besar, rasanya tidak sulit untuk menemukan ikon kota Bandung ini. Hampir segala yang saya lihat di penjuru kota ini bisa menjadi ikon karena kekhasan dan cerita di baliknya. Sudah banyak pula buku yang membahas Kota Bandung, salah satunya buku 200 Ikon Kota Bandung ini. Jadi yang sulit sekarang adalah, menentukan ikon mana yang akan s...