"Hari terus berganti, banyak yang tlah terjadi
Diriku kian pasti, sgala kan kuraih
Bila esok menjelang, bahagia pun kan datang
Bintang di angkasa, bersinar gemilang
Tempat kutuju, sgala angan dan harapan
Tempat kupadu, cita cita dan impianku
Tempat kupacu, setiap langkah yang berarti
Tetap menyatu, dalam hasrat dan tujuanku slalu
Waktu yang tlah menguji, tekad yang kumiliki
Kini tlah terbukti, segala kan kugapai
Rintangan kuhadapi, cobaan kulalui
Semua tlah kudapati, tetaplah gemilang"
Gara-gara Andin menyanyikan kembali lagu Gemilang dan salah satu iklan televisi menggunakan lagu ini juga, saya jadi denger dan suka deh sama lagu dari band Krakatau yang hits di tahun 1986 ini.
Adakah yang sedang merasa dalam masa gemilangnya? Hihi
Kalau kata sebuah teori yang entah saya baca kapan dan di mana, ketika manusia bisa mencapai dan menaklukan satu tingkat kesukaran, dia akan terpacu untuk menaklukan kesukaran-kesukaran lain dalam hidupnya. Ya, kita manusia adalah si super ego. Akan merasa puas jika bisa mendapatkan apa yang dimau, dan tentunya akan ada kebutuhan untuk menyuapi si ego tersebut. Dengan kerja keras, dengan cara yang benar dan dalam jalan yang positif, tidak ada salahnya.
Sudah fitrahnya manusia untuk merasa tak pernah puas. Tapi ada orang-orang yang, bukannya tak merasa tak puas sih tapi dia tahu apa yang dia mau dan apa yang dia tak mau. Apa yang dia mampu dan apa yang dia tak mampu. Dan hanya memenuhi ingin sebatas yang dia mau dan mampu.
Dalam kesempatan menuju gathering kantor kemarin, saya ngobrol dengan salah satu pemusik yang aktif ngajar musik dan sudah rekaman dua album di Malaysia. Saya iseng tanya, apa sih pencapaian tertinggi yang ingin dicapai setiap pemusik? Dia jawab, "Ya beda-beda lah.. Kalau gue sih bisa bikin lagu terus direkam. Udah."
Sepanjang perjalanan, dia memutar lagu-lagu dari bandnya dulu. Jujur sih, lagu-lagu dari teman saya ini unik dan ear cathcy.
"Nggak sampe pengen lagunya nge-hits dan didenger banyak orang gitu?"
"Ya pengenlah.. Tapi kalau jualan CD juga kan belum tentu laku. Gue sih sekarang lebih seneng jadi additional aja. Selesai main, dibayar. Udah. Kalau ngerintis band dari awal, males."
Hemh. Oke. Mungkin saya terlalu mengukur kegemilangan musisi dari popularitas lagu dan bandnya serta fans yang banyak.
Lantas saya jadi keingetan. Dalam dunia penulisan pun ada yang namanya ghost writer. Bukan, bukan penulis cerita hantu. Hihi. Tapi penulis yang nulis buat orang lain. Nama dia ga tercantum sama sekali di sampul atau di manapun. Yang tercantum adalah nama orang bayar dia buat nulis. Ga ada yang salah sih.
Yaa, ternyata setiap orang memang punya orientasi berbeda-beda di dunia yang mereka suka.
Yang jelas, di dunia manapun kamu saat ini, ingin jadi apapun kamu, berusahalah jadi yang terbaik, jangan cuma jadi pecundang. Kalau kata peribahasa Indonesia, 'di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.'
Yuk! Kita saling ngingetin ya untuk juga jangan cuma jadi penonton, tapi jadilah pelaku.
Hakuna matata!
Diriku kian pasti, sgala kan kuraih
Bila esok menjelang, bahagia pun kan datang
Bintang di angkasa, bersinar gemilang
Tempat kutuju, sgala angan dan harapan
Tempat kupadu, cita cita dan impianku
Tempat kupacu, setiap langkah yang berarti
Tetap menyatu, dalam hasrat dan tujuanku slalu
Waktu yang tlah menguji, tekad yang kumiliki
Kini tlah terbukti, segala kan kugapai
Rintangan kuhadapi, cobaan kulalui
Semua tlah kudapati, tetaplah gemilang"
Gara-gara Andin menyanyikan kembali lagu Gemilang dan salah satu iklan televisi menggunakan lagu ini juga, saya jadi denger dan suka deh sama lagu dari band Krakatau yang hits di tahun 1986 ini.
--
Adakah yang sedang merasa dalam masa gemilangnya? Hihi
Kalau kata sebuah teori yang entah saya baca kapan dan di mana, ketika manusia bisa mencapai dan menaklukan satu tingkat kesukaran, dia akan terpacu untuk menaklukan kesukaran-kesukaran lain dalam hidupnya. Ya, kita manusia adalah si super ego. Akan merasa puas jika bisa mendapatkan apa yang dimau, dan tentunya akan ada kebutuhan untuk menyuapi si ego tersebut. Dengan kerja keras, dengan cara yang benar dan dalam jalan yang positif, tidak ada salahnya.
Sudah fitrahnya manusia untuk merasa tak pernah puas. Tapi ada orang-orang yang, bukannya tak merasa tak puas sih tapi dia tahu apa yang dia mau dan apa yang dia tak mau. Apa yang dia mampu dan apa yang dia tak mampu. Dan hanya memenuhi ingin sebatas yang dia mau dan mampu.
Dalam kesempatan menuju gathering kantor kemarin, saya ngobrol dengan salah satu pemusik yang aktif ngajar musik dan sudah rekaman dua album di Malaysia. Saya iseng tanya, apa sih pencapaian tertinggi yang ingin dicapai setiap pemusik? Dia jawab, "Ya beda-beda lah.. Kalau gue sih bisa bikin lagu terus direkam. Udah."
Sepanjang perjalanan, dia memutar lagu-lagu dari bandnya dulu. Jujur sih, lagu-lagu dari teman saya ini unik dan ear cathcy.
"Ya pengenlah.. Tapi kalau jualan CD juga kan belum tentu laku. Gue sih sekarang lebih seneng jadi additional aja. Selesai main, dibayar. Udah. Kalau ngerintis band dari awal, males."
Hemh. Oke. Mungkin saya terlalu mengukur kegemilangan musisi dari popularitas lagu dan bandnya serta fans yang banyak.
Lantas saya jadi keingetan. Dalam dunia penulisan pun ada yang namanya ghost writer. Bukan, bukan penulis cerita hantu. Hihi. Tapi penulis yang nulis buat orang lain. Nama dia ga tercantum sama sekali di sampul atau di manapun. Yang tercantum adalah nama orang bayar dia buat nulis. Ga ada yang salah sih.
Yaa, ternyata setiap orang memang punya orientasi berbeda-beda di dunia yang mereka suka.
Yang jelas, di dunia manapun kamu saat ini, ingin jadi apapun kamu, berusahalah jadi yang terbaik, jangan cuma jadi pecundang. Kalau kata peribahasa Indonesia, 'di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.'
Yuk! Kita saling ngingetin ya untuk juga jangan cuma jadi penonton, tapi jadilah pelaku.
Hakuna matata!
Comments