Ketika hal-hal datang menyesaki isi kepala,
mereka dengan rasa tak bersalah mencekik hati..
Bibir sang mentari pun melengkung ke arah bumi,
menghentikan lagu dan tari di hati..
Kamu tahu, pagi ini aku panjatkan pinta pada Tuhan,
agar hujan turun dan tidak menghentikannya sampai aku kembali terlelap..
Aku ingin pagi ini kurayakan kegembiraanku lewat hujan..
Aku suka hujan..
Ketika suaranya bertalu-talu di telingaku,
aku bisa melupakan rengekan yang membuat penat..
Tapi hujan belum datang
Aku tak bisa mendengarnya
Aku titip suara hujan padamu ya,
mungkin bisa kamu sampaikan suaranya lewat pagi.
Bukankah kita melewati pagi yang sama?
Hey, aku bisa merasakan detak semangatmu
Aku tersedak oleh keinginanmu menjemput hujan.
Seulas rona merah di pipimu menyapa haru
Binar di matamu menghentikan tanya
Menyisakan seruang tenang
Apa lagi yang membuatku memisahkan haru dan tenang?
Mereka bergenggaman..
Aku tidak sedang ingin kamu berada di pagiku
Aku hanya ingin kamu suka cita mengundang hujan ke tempatmu
Biarkan ia berjaga hingga lelap menjemput kita
Ia tak pernah berhenti, mendoa dari jauh,
memelihara sepotong kata percaya dalam bilah hati kita..
Kamu lihat bibir dedauan yang menantang langit?
Ia tak lagi mencari percaya itu..
Selamat pagi kamu, pencinta hujan..
mereka dengan rasa tak bersalah mencekik hati..
Bibir sang mentari pun melengkung ke arah bumi,
menghentikan lagu dan tari di hati..
Kamu tahu, pagi ini aku panjatkan pinta pada Tuhan,
agar hujan turun dan tidak menghentikannya sampai aku kembali terlelap..
Aku ingin pagi ini kurayakan kegembiraanku lewat hujan..
Aku suka hujan..
Ketika suaranya bertalu-talu di telingaku,
aku bisa melupakan rengekan yang membuat penat..
Tapi hujan belum datang
Aku tak bisa mendengarnya
Aku titip suara hujan padamu ya,
mungkin bisa kamu sampaikan suaranya lewat pagi.
Bukankah kita melewati pagi yang sama?
Hey, aku bisa merasakan detak semangatmu
Aku tersedak oleh keinginanmu menjemput hujan.
Seulas rona merah di pipimu menyapa haru
Binar di matamu menghentikan tanya
Menyisakan seruang tenang
Apa lagi yang membuatku memisahkan haru dan tenang?
Mereka bergenggaman..
Aku tidak sedang ingin kamu berada di pagiku
Aku hanya ingin kamu suka cita mengundang hujan ke tempatmu
Biarkan ia berjaga hingga lelap menjemput kita
Ia tak pernah berhenti, mendoa dari jauh,
memelihara sepotong kata percaya dalam bilah hati kita..
Kamu lihat bibir dedauan yang menantang langit?
Ia tak lagi mencari percaya itu..
Selamat pagi kamu, pencinta hujan..
Comments