Skip to main content

Sekadar tanda atau sekadar kebetulan?

Setiap malam, setiap kali aku memejamkan mataku berusaha agar tertidur, potongan adegan yang kualami sejak membuka mata di hari itu, justru kembali berputar di dalam kepala. Kepalaku seperti layar bioskop yang sedang memutar film, dan aku duduk sendiri di kursi penonton hanya ditemani penggalan dari rupa-rupa rasa yang bergantian hadir mengisi benak seiring adegan film yang dipertontonkan bioskop kepalaku berganti.

--

Kamu percaya kebetulan? Aku tidak. Aku menganggap semua yang terjadi padaku atau semua yang kulihat dan kualami adalah tanda atau isyarat dari semesta. Tapi ironis. Aku seringkali gagal untuk mengetahui maksud dari semesta itu hingga akhirnya aku terlalu malas untuk mencari jawaban dari setiap kejadian yang kuanggap tanda dan memilih melaju dengan lakuku. Beruntung, tanda tak jera menuntunku. Dan akal masih bisa menjabarkan kebaikan untuk kupetik dari hal yang kukira buruk.

Hidup adalah tentang pilihan, katanya. Lalu seringkah kamu ragu, atau sekedar mempertanyakan, benarkah arah yang kau tempuh, akan ada apa di sana nanti, bagaimana bila kau tempuh jalan yang lain? Dan seberapa seringkah kamu melangkahkan kaki pada jalan yang enggan kau tempuh sebelumnya. Seberapa sering pula kau tersadar bahwa jalan itu tak seburuk pikiranmu dulu?

--

Tanda menuntunmu.. Dan tak ada kebetulan dari apapun..

--

Mari berusaha tertidur!

Comments

Popular posts from this blog

Hade goreng ku basa

Kaget, miris, sedih. Tiga kata ini menggambarkan perasaan saya setiap kali dihadapkan langsung pada realita sikap sebagian masyarakat kita yang pengguna teknologi canggih, namun masih mengabaikan etika dan kesopansantunan dalam bertutur. Berkaitan erat dengan penggunaan bahasa, ada sebuah pepatah Sunda berbunyi: “Hade goreng ku basa”. Pepatah ini mengandung arti bahwa baik atau buruknya sesuatu tergantung bagaimana bahasa dan cara kita menuturkannya. Dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di ranah publik dan ranah formal, penggunaan bahasa yang baik dan benar (tak hanya dari segi gramatika, tetapi juga konteks sosialnya) amat sangat penting. Beberapa yang belakangan ini sedang sering saya temui adalah: 1. Pencari kerja yang meninggalkan komentar/pertanyaan tanpa memperhatikan tata krama pada postingan iklan lowongan kerja di media sosial. 2. Pelamar kerja/pencari peluang bisnis atau kerja sama yang mengirimkan e-mail tanpa memperhatikan etika berkirim surat. Mungkin terdengar berl

Menerjemahkan Karam Sarasvati

Di antara banyak isi kepala, saya suka deh terbengong - bengong berpikir betapa sebuah lagu bisa bertransformasi menjadi banyak bentuk karya lainnya. Ya prosa yang lebih panjang aka cerpen, ya novel, lalu jadi video klip atau bahkan film. Lagu berubah wujud jadi koreografi. Lagu jadi tema foto. Lagu jadi lukisan pasir. Lagu jadi soundtrack pribadi. Oh ini sih saya. Lagu diinterpretasikan menjadi posting instagram? Itu sih kerjaan teman saya. Tapi memang menarik sih. Beberapa waktu lalu juga ada satu band yang membuat lomba foto semacam ini. Jadi kita mendengarkan lagu - lagu mereka, lalu kita posting foto yang menurut kita menginterpretasikan lagu - lagu band tersebut. Dan memang, kalau kita mencipta sesuatu, sudah jelas interpretasi orang terhadap apa yang kita buat tidak akan sama dengan apa yang kita pikirkan saat kita mencipta karya tersebut. Makin banyak interpretasi, makin 'kaya' karyanya. Dan satu hal, tidak ada salah atau benar yang 'pakem' d

1000 paper stars and one wish

Masih ingat dengan karakter Kugy di novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari? Atau tonton filmnya deh. Di sana ada adegan Kugy senang membuat dan menempel origami burung bangau. Nah, hari kemarin saya buka puasa bersama dengan teman-teman, dan ternyata saya baru menemukan hobi mereka membuat origami. Tapi mereka gak bikin origami bangau seperti Kugy, melainkan origami bintang. Sambil ngobrol ngaler ngidul, tangan kita asik membuat origami bintang dari paper stars yang sudah banyak dijual di toko aksesoris. Kita tinggal melipat.. melipat lagi.. dan voila! Jadilah bintang-bintang lucu seperti ini! :D Origami adalah seni melipat kertas dari Jepang. Dan untuk origami bangau dan bintang ini ada mitosnya. Menurut mereka, kalau kamu bikin 1000 bangau atau bintang, kamu bisa make a wish. Namanya juga mitos, bisa jadi benar-benar kejadian bisa juga mitos ini dipatahkan kapan saja. Tergantung kamu mau percaya atau tidak. Kalau salah satu teman saya yang kemarin hadi