Skip to main content

Absurd chat

Alkisah, suatu malam ketika Indonesia sudah mulai memasuki Waktu Bagian Meracau Di BBM, tiba-tiba saja jempol Ney terkena kutukan untuk mengetik nama saya, Syahwi. Tapi karena jempolnya sama tengil dengan pemiliknya, nama saya pun berganti menjadi "Sawi" :| #sabar

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Sawiiiii...

BB saya tiba-tiba ngaco, kurang lebih 30 menit kemudian setelah BB nyala kembali, saya balas BBM Ney.

Syahwi:
Apaaa neeeyy? Bb ngefet tadi

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Uda lupa wi :( ahahahah

Syahwi:
Kayak iklan obat sakit kepala :(

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Oiya :( Bhhahahahahaakk

Syahwi:
Inget2 dong, masa mau dilupain gitu aja? *mata nanar liat jendela*

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Duh...

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Beberapa memang harus dilupain pelan2 sih, biar mudah move on kak... *nulis2 di kaca berembum*

Syahwi:
Yaudah deh, yg di depan pasti lebih cerah :')

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Secerah apapun, tp knp manusia suka terpenjara ya sama kenangan.. *menyeruput teh dg anggun*

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Uda ah uda ._.

Syahwi:
Karena kenangan membawanya pada manis ataupun sakit yg akan ingatkan dia bahwa dia skrg sudah belajar. Manusia hanya butuh yakin, dia benar berada di sini skrg, melalui semua kenangan itu. Maka biarkan aku menangkap dan memenjarakan rasa2 yg beterbangan untuk diam di balik jeruji nada dan lirik yg kudengar di setiap lagu ini. *keukeup radio butut* (=| #panjang

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Istighfar kak... :|

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Kl kenangan itu serupa bahan bakar, lalu apakah mimpi yg menjadi tujuan? Sementara perjalanannya terkadang lebih indah & melenakan, hingga manusia lupa bahwa ada mimpi yg sedang ia tuju.. *hoamsss *elus2 sendal swallow *tepok2 nyamuk

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Feeling lg ngetik panjang nih.. Duh. Siapkan stamina bb.

Syahwi:
Kita kadang terkenang pada ingin yg coba dipenuhi. Mau yg coba disuapi. Coba saja. Pakai bahan bakar kenangan itu. Siapkan tujumu. Jejakan kakimu pada titian titian batu yang kau temukan dalam peta pencarian mimpimu. Ikuti kemana. Lalui semua. Dan kau akan terkejut, bahwa peta mimpi membawamu pada titik semula. Bahwa perjalanan dan pengalaman yg kamu alami justru lebih mahal dari mimpi yg sedang kau cari. *olesin autan* *di tangan *di kaki *di jidat (=|

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Akutuh mau bales yg lbh panjang, tp ga konsen.. Itu kenapa kudu jidat? Kenapa? :(

Syahwi:
*mamah menatap curiga dari luar kamar, anaknya ketawa2 di kamar* mamah, aku ndak gila :'(

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Hidup hanya mengajarkan bahwa proses dan perjalanan lah yg sebenarnya lebih berharga drpada pencapaian. Tp ia lalai mengajarkan bahwa di tengah keduanya terkadang ada sakit yg mengaburkan keberhargaan yg katanya dijanjikan tersebut. Krn memetik hikmah dr kesakitan ternyata lebih susah daripada merayakan euforia kebahagiaan. Anggap saja itu bagian dr keberhargaan itu.

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Sahwiiiii.. Kita ini kenapaaaa? :( kembalikan kami seperti semulaaaa.. Kembalikaann..

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Lama2 kita semacam zarry-rahne. Saut2an. Hiiiyyyy...

Syahwi:
Ga usah kecewa sama hidup. Yang mencipta sudah mengkreasikannya untuk kita. Rayakan saja. Kamu tahu kan? Bagaimana emas ditempa lebih lama dari pada batu2 lainnya. Dipukul, didera, dipalu. Tapi ia akhirnya jadi batu yang paling berharga. Punya nilai yg lebih dr yg lain. Kamu ingat juga bagaimana jamu yg berkhasiat buat tubuh itu rasanya pahit, ga semanis sirop. Kamu susah payah meminumnya tapi akhirnya tubuh kamu sehat. Kesakitan itu obat, euphoria itu madu. Semua baik. Sebaik kamu mengecap makna hidup.

Syahwi:
Syahwi-ney sahut-sahutan menjadi satu.. Itulah endonesaaaaa *nyanyik*

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Yagusti.. Ini tuh msh lanjut :|

Syahwi:
=)) :| =)) :|

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Besok ku balas! Tunggu! *pamer otot* *lompat ke kasur* =D

Syahwi:
Jiahahahaha

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Baterei merah charger rusak. Pait.

Syahwi:
Dua hari lagi ada yg tambah tuaaakkkkk

Syahwi:
Udh tambah tua, chargernya rusak. Hiduuupp hiduuuppp..

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Kl kamu stay dg kata2 manis tadi, hidup jadi aneh. Kl hidup dibalikin ga aneh, saling ngebully. PAIT! :|

Syahwi:
Ahahahhaa sesuai request lah. Service memuaskan. X) Mau dikasih kata2 manis atau dibully? Hayuk! *kretekin jempol* *ikat kepala*

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
Service memuaskan. → Syahwi, Gadis Ketok Mejik.

Syahwi:
Diam kau, Sales Elektronik.

Aprilliana Rahmadani | @neynarahma:
:|

*endchat*

Chat di atas berlangsung kurang dari sejam. Sama sekali ga direncanakan, karena kami generasi yang tak memiliki rencana masa depan. :( Dan ditampilkan di blog ini pun apa adanya, karena kami adalah generasi iklan masa kini, "yang lain bersandiwara, kita apa adanya". *rapihin poni*

Spontaniously insanely awesome. Begitulah kelakuan jempol kami. Gendeng tapi tetap mempesona. Mempesona sih, tapi gendeng. :|

Oke, ga usah protes.

Tengs. Bye.




Syahwi & Neyna.

Comments

Popular posts from this blog

Hade goreng ku basa

Kaget, miris, sedih. Tiga kata ini menggambarkan perasaan saya setiap kali dihadapkan langsung pada realita sikap sebagian masyarakat kita yang pengguna teknologi canggih, namun masih mengabaikan etika dan kesopansantunan dalam bertutur. Berkaitan erat dengan penggunaan bahasa, ada sebuah pepatah Sunda berbunyi: “Hade goreng ku basa”. Pepatah ini mengandung arti bahwa baik atau buruknya sesuatu tergantung bagaimana bahasa dan cara kita menuturkannya. Dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di ranah publik dan ranah formal, penggunaan bahasa yang baik dan benar (tak hanya dari segi gramatika, tetapi juga konteks sosialnya) amat sangat penting. Beberapa yang belakangan ini sedang sering saya temui adalah: 1. Pencari kerja yang meninggalkan komentar/pertanyaan tanpa memperhatikan tata krama pada postingan iklan lowongan kerja di media sosial. 2. Pelamar kerja/pencari peluang bisnis atau kerja sama yang mengirimkan e-mail tanpa memperhatikan etika berkirim surat. Mungkin terdengar berl

Menerjemahkan Karam Sarasvati

Di antara banyak isi kepala, saya suka deh terbengong - bengong berpikir betapa sebuah lagu bisa bertransformasi menjadi banyak bentuk karya lainnya. Ya prosa yang lebih panjang aka cerpen, ya novel, lalu jadi video klip atau bahkan film. Lagu berubah wujud jadi koreografi. Lagu jadi tema foto. Lagu jadi lukisan pasir. Lagu jadi soundtrack pribadi. Oh ini sih saya. Lagu diinterpretasikan menjadi posting instagram? Itu sih kerjaan teman saya. Tapi memang menarik sih. Beberapa waktu lalu juga ada satu band yang membuat lomba foto semacam ini. Jadi kita mendengarkan lagu - lagu mereka, lalu kita posting foto yang menurut kita menginterpretasikan lagu - lagu band tersebut. Dan memang, kalau kita mencipta sesuatu, sudah jelas interpretasi orang terhadap apa yang kita buat tidak akan sama dengan apa yang kita pikirkan saat kita mencipta karya tersebut. Makin banyak interpretasi, makin 'kaya' karyanya. Dan satu hal, tidak ada salah atau benar yang 'pakem' d

1000 paper stars and one wish

Masih ingat dengan karakter Kugy di novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari? Atau tonton filmnya deh. Di sana ada adegan Kugy senang membuat dan menempel origami burung bangau. Nah, hari kemarin saya buka puasa bersama dengan teman-teman, dan ternyata saya baru menemukan hobi mereka membuat origami. Tapi mereka gak bikin origami bangau seperti Kugy, melainkan origami bintang. Sambil ngobrol ngaler ngidul, tangan kita asik membuat origami bintang dari paper stars yang sudah banyak dijual di toko aksesoris. Kita tinggal melipat.. melipat lagi.. dan voila! Jadilah bintang-bintang lucu seperti ini! :D Origami adalah seni melipat kertas dari Jepang. Dan untuk origami bangau dan bintang ini ada mitosnya. Menurut mereka, kalau kamu bikin 1000 bangau atau bintang, kamu bisa make a wish. Namanya juga mitos, bisa jadi benar-benar kejadian bisa juga mitos ini dipatahkan kapan saja. Tergantung kamu mau percaya atau tidak. Kalau salah satu teman saya yang kemarin hadi