Pukul 07:07. Aku sudah berada di ruangan kelasku. Tak sabar menghabiskan jam kuliahku, lalu cepat-cepat menuju kantor. Mata kuliah terakhirku berakhir tepat saat matahari sedang terik-teriknya. Kuambil motorku di parkiran lalu meluncur menembus debu-debu di atas jalan aspal yang terpanggang matahari.
Akhirnya aku sampai di ruangan atasanku, kuserahkan sebuah amplop berisi proposal pengajuan kerjasama yang sudah kusiapkan semalam. Atasanku setuju dengan ideku. Aku puas.
Kau tahu, jatuh cinta membuat kita kadang melakukan hal-hal bodoh. Siang itu, kuantar sendiri proposal pengajuan kerjasama itu ke kantor sebelah. Yup! Kantor Rangga..
Menurut rekannya yang kutanyai, Rangga makan siang di luar. Akupun menunggu di loby. Tiba-tiba seorang perempuan duduk di sebelahku. Mungil, manis dan ramah. Ia tak sungkan bercerita padaku tentang banyak hal. Padahal aku baru ditemuinya.
"Mbak, pernah ngerasain gimana rasanya deg-degan menanti lamaran dari seorang pria?" tanyanya tiba-tiba.
"Belum." kataku datar.
Sebelum perempuan itu membuka mulutnya untuk bercerita lebih banyak lagi, beberapa pria memasuki gedung kantor ini, sepertinya kembali dari makan siangnya. Salah satu dari pria-pria itu adalah Rangga. Otot-otot mukaku tiba-tiba saja menjadi kencang. Aku masih saja gugup seperti waktu SMA dulu.
Dan satu-satunya pria yang mendekati perempuan yang duduk di sebelahku adalah Rangga. Ia mencium pipinya. Oke Rangga, sebaiknya kau tak usah mengenali aku. Tak usah sadar aku duduk di sini ya. Aku akan menghilang sebentar lagi.
Akhirnya aku sampai di ruangan atasanku, kuserahkan sebuah amplop berisi proposal pengajuan kerjasama yang sudah kusiapkan semalam. Atasanku setuju dengan ideku. Aku puas.
Kau tahu, jatuh cinta membuat kita kadang melakukan hal-hal bodoh. Siang itu, kuantar sendiri proposal pengajuan kerjasama itu ke kantor sebelah. Yup! Kantor Rangga..
Menurut rekannya yang kutanyai, Rangga makan siang di luar. Akupun menunggu di loby. Tiba-tiba seorang perempuan duduk di sebelahku. Mungil, manis dan ramah. Ia tak sungkan bercerita padaku tentang banyak hal. Padahal aku baru ditemuinya.
"Mbak, pernah ngerasain gimana rasanya deg-degan menanti lamaran dari seorang pria?" tanyanya tiba-tiba.
"Belum." kataku datar.
Sebelum perempuan itu membuka mulutnya untuk bercerita lebih banyak lagi, beberapa pria memasuki gedung kantor ini, sepertinya kembali dari makan siangnya. Salah satu dari pria-pria itu adalah Rangga. Otot-otot mukaku tiba-tiba saja menjadi kencang. Aku masih saja gugup seperti waktu SMA dulu.
Dan satu-satunya pria yang mendekati perempuan yang duduk di sebelahku adalah Rangga. Ia mencium pipinya. Oke Rangga, sebaiknya kau tak usah mengenali aku. Tak usah sadar aku duduk di sini ya. Aku akan menghilang sebentar lagi.
Comments