Skip to main content

Untuk kamu, apa sih yang enggak boleh?

Meski tak betah lama-lama bersama Rado, tapi aku bertahan. Selain musik yang diputar di cafe ini, cuaca yang kebetulan sedang nyaman membuatku tak beranjak cepat-cepat.

Rado datang kembali ke meja setelah tadi pamit untuk ke toilet sekaligus memesan minuman gelas ke-duanya.

"Untuk kamu, apa sih yang ngga boleh?" tanggapan Rado ketika sebelum ia pergi tadi aku mintai informasi tentang teman-teman sekelas waktu SMA.

Aku menyebutkan satu per satu nama teman sekelas kami. Mulai dari yang tak begitu dekat denganku sampai yang duduk di bangku belakangku. Tentu saja agar rado tak curiga saat aku sampai di satu nama, Rangga. Yup! Dia satu-satunya teman sekelas sewaktu kami SMA dulu yang ingin kutahu kabarnya.

Rangga, teman sekelas SMA-ku yang berotak encer dengan sikapanya yang cuek dan rambut dekil mampu mencuri rasa penasaranku.

"Dia kuliah sambil kerja juga sama kayak lo, Zoya.. kantornya yang deket kantor lu juga itu loh.." kata Rado tanpa curiga, "Ah, kamu sih kemana aja.. sesibuk apa sih sampai ketinggalan kabar semua teman-teman SMA?" Rado tersenyum.

Kubalas senyum Rado dengan senyuman terima kasih. Terima kasih untuk informasi yang baru saja dia berikan. Lalu aku teringat pada proyek kantorku. Senyumku semakin mengembang.

Comments

Popular posts from this blog

Hade goreng ku basa

Kaget, miris, sedih. Tiga kata ini menggambarkan perasaan saya setiap kali dihadapkan langsung pada realita sikap sebagian masyarakat kita yang pengguna teknologi canggih, namun masih mengabaikan etika dan kesopansantunan dalam bertutur. Berkaitan erat dengan penggunaan bahasa, ada sebuah pepatah Sunda berbunyi: “Hade goreng ku basa”. Pepatah ini mengandung arti bahwa baik atau buruknya sesuatu tergantung bagaimana bahasa dan cara kita menuturkannya. Dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di ranah publik dan ranah formal, penggunaan bahasa yang baik dan benar (tak hanya dari segi gramatika, tetapi juga konteks sosialnya) amat sangat penting. Beberapa yang belakangan ini sedang sering saya temui adalah: 1. Pencari kerja yang meninggalkan komentar/pertanyaan tanpa memperhatikan tata krama pada postingan iklan lowongan kerja di media sosial. 2. Pelamar kerja/pencari peluang bisnis atau kerja sama yang mengirimkan e-mail tanpa memperhatikan etika berkirim surat. Mungki...

1000 paper stars and one wish

Masih ingat dengan karakter Kugy di novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari? Atau tonton filmnya deh. Di sana ada adegan Kugy senang membuat dan menempel origami burung bangau. Nah, hari kemarin saya buka puasa bersama dengan teman-teman, dan ternyata saya baru menemukan hobi mereka membuat origami. Tapi mereka gak bikin origami bangau seperti Kugy, melainkan origami bintang. Sambil ngobrol ngaler ngidul, tangan kita asik membuat origami bintang dari paper stars yang sudah banyak dijual di toko aksesoris. Kita tinggal melipat.. melipat lagi.. dan voila! Jadilah bintang-bintang lucu seperti ini! :D Origami adalah seni melipat kertas dari Jepang. Dan untuk origami bangau dan bintang ini ada mitosnya. Menurut mereka, kalau kamu bikin 1000 bangau atau bintang, kamu bisa make a wish. Namanya juga mitos, bisa jadi benar-benar kejadian bisa juga mitos ini dipatahkan kapan saja. Tergantung kamu mau percaya atau tidak. Kalau salah satu teman saya yang kemarin hadi...

Bandung, kota yang asik untuk jatuh cinta

Saat mengetahui tentang proyek baru dari @poscinta ini, saya langsung tertarik. Karena apa? Tentu karena akan sangat seru rasanya menulis seputar Bandung saat kota tempat tinggal saya sejak lahir ini bersiap menyambut ulang tahunnya yang ke 205 pada 25 September 2015 nanti. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung menjanjikan akan ada banyak keseruan dalam rangka menyambut HUT Bandung ke 205 nanti, diantaranya Festival Fashion, Festival Kuliner, Festival Kebudayaan dan Light Festival. Jadi mengapa kita tidak ikut bersenang-senang mulai dari sekarang? Untuk entri pertama, saya harus menulis dengan tema "Ikon Kota". Wah. Sebagai kota yang besar, rasanya tidak sulit untuk menemukan ikon kota Bandung ini. Hampir segala yang saya lihat di penjuru kota ini bisa menjadi ikon karena kekhasan dan cerita di baliknya. Sudah banyak pula buku yang membahas Kota Bandung, salah satunya buku 200 Ikon Kota Bandung ini. Jadi yang sulit sekarang adalah, menentukan ikon mana yang akan s...