Rado. Tak begitu menarik perhatianku di SMA dulu. Aku bahkan tak pernah ngeh ada anak bernama Rado di sekolahku dulu. Ketika aku sudah di bangku kuliah, ia muncul tiba-tiba melalui pesan masuk di Facebook.
Aku memberikan nomor handphoneku, karena kupikir kami satu almamater. Siapa tahu berguna untuk informasi seputar reuni angkatan kami atau apapun.
Dia mulai sms pertamanya, lalu semakin sering. Dan semenjak ia mengaku bahwa ia menaruh perhatiannya padaku sejak kelas 1 SMA, justru smsnya tak pernah kubalas. Kemarin sengaja kubalas, karena aku tiba-tiba teringat sesuatu dan ingin bertemu dengannya.
Dan akhirya kami duduk di sebuah cafe di Kota Surabaya ini. Tak kusangka ia memanfaatkan sekali kesempatan bertemu denganku ini. Ia menyatakan cintanya padaku. "Cintaku mentok di kamu, Zoy.." katanya.
Aku tak menyalahkannya untuk ketertarikan dia padaku. Begitupun dia seharusnya, tak bisa memaksaku untuk berbalik suka padanya. Satu jam kami lewati cukup untukku tahu aku tak bisa menerimanya.
Aku menatap matanya. Ingin sekali orang di hadapanku ini berubah menjadi dukun yang bisa membaca fikiranku. 'Cintaku masih mentok di teman sebangkumu, Rado. Rangga. Apa kabar dia?'
Aku memberikan nomor handphoneku, karena kupikir kami satu almamater. Siapa tahu berguna untuk informasi seputar reuni angkatan kami atau apapun.
Dia mulai sms pertamanya, lalu semakin sering. Dan semenjak ia mengaku bahwa ia menaruh perhatiannya padaku sejak kelas 1 SMA, justru smsnya tak pernah kubalas. Kemarin sengaja kubalas, karena aku tiba-tiba teringat sesuatu dan ingin bertemu dengannya.
Dan akhirya kami duduk di sebuah cafe di Kota Surabaya ini. Tak kusangka ia memanfaatkan sekali kesempatan bertemu denganku ini. Ia menyatakan cintanya padaku. "Cintaku mentok di kamu, Zoy.." katanya.
Aku tak menyalahkannya untuk ketertarikan dia padaku. Begitupun dia seharusnya, tak bisa memaksaku untuk berbalik suka padanya. Satu jam kami lewati cukup untukku tahu aku tak bisa menerimanya.
Aku menatap matanya. Ingin sekali orang di hadapanku ini berubah menjadi dukun yang bisa membaca fikiranku. 'Cintaku masih mentok di teman sebangkumu, Rado. Rangga. Apa kabar dia?'
Comments