Ahh! Sudah tanggal 14 November. Sudah lewat 13 hari dari
tanggal 1 November dan saya baru sempat menjamah bahan tulisan ini. L Saya mau bercerita tentang
salah satu pengalaman terbaik dalam hidup saya, saya menyebutnya.. Pengalaman Nishkala.
“Kami sudah tau konser ini akan diadakan 1 November bahkan
sebelum kami menggarap album. Hebat yah..“ kata-kata Teh Risa dari atas
panggung Nishkala Sarasvati.
Nishkala Sarasvati, adalah konser peluncuran album ke-dua
Sarasvati dan buku ke-dua Risa Saraswati, Maddah.
Rasanya setelah tanggal 1 November lalu, sudah banyak
tulisan-tulisan yang mengulas konser ini.Sudah bertebaran juga foto-foto yang
diambil dari banyak mata kamera yang hadir pada malam Jumat lalu itu. Magis,
megah dan anggun. Tiga kata yang saya temui hampir di setiap artikel yang
mengulas Nishkala Sarasvati. Emmh… rasanya ga perlu lagi menambah ulasan dari
para jurnalis musik berkapasitas itu. Mereka emang jagonya, dan saya ga mau sok jago. :D
I’m just a fan of Sarasvati. Saya cuma mau bagi pengalaman
saya di sini. Dari kacamata seorang fans biasa. Blog ini buat cerita-cerita,
kadang saya hanya ingin merekam apa yang saya alami di sini. Supaya suatu saat
bisa dibaca-baca lagi buat dikenang. K Saya
yakin kamu punya pengalaman yang berbeda dari saya tentang Nishkala Sarasvati.
Yuk! Tukeran cerita. Sekarang giliran saya dulu ya xD
Nishkala Sarasvati...
Entahlah saya ngerasa kalau Nishkala Sarasvati itu tidak
hanya satu hari di tanggal 1 November ketika kita duduk di depan panggung mendengar
dan menyimak suguhan musik teatrikal dari Sarasvati itu saja. Tapi saya merasa
saya sudah memasuki Pengalaman Nishkala semenjak kurang lebih satu bulan
sebelum 1 November. Dimulai dari perhatian saya pada timeline Teh Risa,
personel Sarasvati lain, dan akun Sarasvati sendiri yang mulai membahas tentang
proses rekaman di studio hingga persiapan konser. Juga timeline Sarasvamily yang
selalu jadi bagian dari Sarasvati. Mulai dari pembagian fliers, gelaran
pengajian untuk mendoakan sukses Konser Nishkala, dan lain-lain.
Pintu gerbang Sabuga, tempat digelarnya Konser Nishkala
Sarasvati, pada 1 November itu adalah
pintu masuk selanjutnya dalam Pengalaman Nishkala saya. Jalan menuju panggung disetting seperti lorong rumah
hantu. Sepanjang lorong itu di kanan kiri terdapat display dengan tema yang
berbeda. Jujur. Saat itu saya hanya menyimpan apa yang saya lihat di kepala
saya. Saya yakin ini semua adalah salah satu potongan puzzle untuk melengkapi
Pengalaman Nishkala saya.
Lalu sampailah saya di depan panggung. Menyimak dari satu
lagu ke lagu selanjutnya.Seperti yang terjadi di “lorong hantu”, saya menyimpan
baik-baik setiap lagu yang saya dengar beserta gimmick yang saya lihat di
setiap lagu dalam kepala saya.“Lagu-lagu di album Mirror akan kamu temukan ceritanya di buku
Maddah,” begitu kata Teh Risa.
Konser Nishkala Sarasvati pun selesai. Keluar dari Gedung
Sabuga, saya merasa kalau Pengalaman Nishkala saya masih belum selesai. CD
Mirror dan buku Maddah adalah kepingan puzzle terakhir. Membuka cover CD Mirror
lalu membuka halaman pertama buku Maddah adalah pintu selanjutnya untuk
menggenapi Pengalaman Nishkala saya. Ketika saya sampai pada track terakhir CD
Mirror dan halaman terakhir Maddah, di situlah baru saya merasa Pengalaman
Nishkala saya lengkap sudah.
Apa yang saya simak dari twitter, apa yang saya lihat di
lorong hantu, apa yang saya tonton dari depan panggung, apa yang saya dengar
dari CD Mirror dan saya baca dari buku Maddah seperti potongan-potongan puzzle
yang akhirnya saling melengkapi. Apa yang saya simpan di kepala dari awal
seperti menemukan semua jawabannya. Konsep konser yang luar biasa rapi dan
sangat detail adalah jawaban dari kerja keras Sarasvati yang saya simak dari
timeline sebelum konser. Talent-talent hantu di sepanjang lorong dan yang
muncul pada lagu-lagu tertentu saat konser, serta gimmick penari pada lagu Aku
dan Buih ternyata adalah tokoh-tokoh yang saya temukan saat membaca Maddah. Saat
memutar CD Mirror, lagu-lagu di dalam CD dengan cover yang sarat makna ini,
saya bayangkan seperti pantulan dari karya tulis dalam Maddah yang sedang
bercermin.
Sedikit tentang Maddah, saya sangat terkesan dengan ilustrasi
yang sangat detail dari ilustrator Isa Panic Monsta. Membantu menyelami setiap kata dalam
Maddah.Saya juga sungguh suka pada bagian pergantian bab-bab tertentu, saya
menemukan potongan-potongan pemikiran dari Teh Risa maupun dari sahabat-sahabat
kecilnya.Singkat namun menggelitik fikiran. :D
Ah iya! Teman-teman Sarasvamily! Berjumpa dan berkumpul
dengan mereka yang datang dari berbagai kota, adalah bagian dalam rangkaian
Pengalaman Nishkala saya. Saat berjumpa dan berkumpul, seakan kita telah
terhubung semenjak lama. Aneh tapi nyata. :D Sekarang saya bisa mengerti mengapa
suatu waktu Teh Risa pernah bilang, “Kalian (Sarasvamily) adalah pencapaian
terbesar saya.” Karena ternyata memang memiliki keluarga baru satu ini adalah
hal menyenangkan yang tidak bisa ditukar dengan apapun.I’m so lucky to have you
guys and I’m so proud to be part of this superhappy family.
Akhirnya.. Mirror dan Maddah, adalah cermin dari dunia Teh Risa Saraswati
yang terekspresi dalam nafas kreatifitas bertajuk Konser Nishkala Sarasvati, konser persembahan dimana di dalamnya kita tak perlu banyak bertanya dari dunia mana dan bagaimana bisa karya-karya ini terinsiprasikan oleh "mereka". Menurutku, kita hanya perlu menikmati. Itu saja."Kita akan mengerti segala sesuatunya tanpa harus memikirkan," tulisan Teh Risa di blognya.
Menyimak persiapannya, mendengar musiknya, membaca
tulisannya, dan membagi pengalamannya dengan teman-teman sehati.
Lengkap sudah pengalaman baru sekaligus salah satu pengalaman terbaik dalam
hidup saya, saya menyebutnya… Pengalaman Nishkala.
Terima kasih untuk itu semua Teh Risa dan Sarasvati.
Comments