Skip to main content

Sarasvati intimate session: Me, a proud Sarasvamily!



Sudah tiga hari sejak Sarasvati Intimate Session digelar. Saya kembali tenggelam dalam rutinitas harian. Namun ingatan tentang moment di Maja House tiga hari lalu itu masih terasa kuat. Saya berniat menuliskannya, sebelum perlahan memori kian pupus.

Sarasvati Intimate Session, adalah gelaran buka puasa bersama Sarasvati. Sangat tepat jika acara ini diberi tajuk Intimate Session, karena yang terjadi di sana adalah benar-benar sebuah kehangatan antara Sarasvati dan Sarasvamily.

***

Sarasvati adalah band asal Bandung yang berdiri 22 Juli 2010. Memiliki seorang lead vocalist, Risa Saraswati, yang juga menulis sebuah buku bertajuk Danur. Ada Shella Safira pada back vocal, Yura Yunita dan Putri Ajeng Diva pada piano, Egi Anggara dan Hinhin Akew pada gitar, Gigi Priadji, sequencer, Papay dan Sherkuy pada drum dan Iman Jimbot, yang jago memainkan instrumen Sunda.

Saya senang mendengarkan siaran radio. Dan pada saat sebuah radio swasta di Bandung menyiarkan secara langsung lauching Story of Peter dari Bumi Sangkuriang-lah saya untuk pertama kali mendengar lagu-lagu band ini.

Dua tahun lewat sejak Sarasvati ada. Dan belum pernah sekali pun saya menonton secara langsung aksi Sarasvati di panggung karena tenggelam dalam aktifitas kuliah dan kerja. Namun saya tetap mengikuti perkembangan Sarasvati melalui Twitter ataupun media sosial lain sambil berharap suatu saat saya pasti bisa punya kesempatan untuk menonton mereka secara langsung.

Sesekali saya pun berinteraksi dengan akun Twitter Sarasvamily, fans/pecinta musik Sarasvati. Hingga pada suatu kali saat sedang berinteraksi di YM, saya iseng menunjukan foto handphone saya yang dibalut garskin bergambar Risa Saraswati dan Peter. Dari situlah saya mengenal Admin Sarasvamily lalu mulai mengenal teman-teman Sarasvamily lainnya. Dan ternyata teman-teman Sarasvamily itu sangat sangat menyenangkan (baca: tjaproek). :D

***

Setelah selalu saja ada alasan untuk tidak datang menyaksikan performance Sarasvati secara langsung, akhirnya saya punya kesempatan itu. Yes! Sarasvati Intimate Session! Mereka akan perform di acara ini. Saya tahu kalau Sarasvati sedang vacum untuk mempersiapkan album kedua mereka. Namun seperti kata Teh Risa, "komitmen kami untuk vacum kandas karena ingin bersama kalian (Sarasvamily)." Dan buat saya, ini adalah pelanggaran komitmen yang menyenangkan. Hahaha.

Kami berkumpul di depan panggung yang tidak begitu tinggi. Duduk bersama-sama, tidak sabar menikmati lagu-lagu yang akan dibawakan Sarasvati. Mereka membuka penampilannya dengan lagu Perjalanan. Senang sekali rasanya menyaksikan Teh Risa bernyanyi dekat sekali di hadapan saya.


Selanjutnya adalah Fighting Club. Di tengah lagu, Stephen muncul dari arah depan, seperti biasa memerankan Peter. Menari-nari lucu kesana kemari. Setelah selesai bernyanyi, Teh Risa mengajak ngobrol Stephen. Stephen, model untuk cover album Story of Peter ini mengaku senang bergabung dengan Sarasvati dan ingin tetap ikut menjadi bagian Sarasvati di project album kedua nanti.


Di lagu Danur, ada teman Sarasvamily yang beruntung berkesempatan duet bersama Teh Risa. Putri!!! Yay! "Seneng bangeeett bangeett. it's like a dream come true huhuhu.. berdiri satu panggung sama idola, duet.. wow banget. ga nyangka sama sekali. sumpah deg-degan aku, nyanyi sambil gemeter.. ga akan bisa dibeli sama apapun itu rasanya, apalagi plus pelukan sama nyium Teh Risa.." cerita Putri pada saya. Teh Risa pun kompak berduet bersama Putri di lagu ini. Akrab sekali. :')


Di lagu Oh I Never Know, Teh Risa memperkenalkan backing vocal baru Sarasvati bernama Abimanyu. Penampilan Abimanyu sepertinya diterima oleh teman-teman Sarasvamily, apalagi teman-teman Sarasvamily perempuan. Hahaha. Sukses bersama Sarasvati ya, Abimanyu!



Di lagu Bilur, penampilan Sarasvati dilengkapi oleh sosok hantu perempuan berbaju biru yang diperankan oleh Alison, mamanya Stephen. Lagu Bilur pun terasa semakin mengena dengan berbagai aksi Alison, mulai dari berkeliling ke sekitaran penonton, hingga jatuh di depan panggung.


Penampilan Sarasvati sore itu ditutup oleh lagu Story of Peter. Stephen muncul lagi menari-nari lucu. Menemani Teh Risa bernyanyi. Ah, rasanya tidak tidak puas menyaksikan Teh Risa benyanyi bersama Sarasvati. Saya mau mau mau lagi. :D


Acara belum usai. Setelah selesai berbuka puasa, kami kembali berkumpul, mengobrol  bersama para personel Sarasvati. Teh Risa bercerita tentang buku keduanya, Maddah. Juga tentang album kedua Sarasvati yang akan menjadi album terkahir band ini. Patah hati sebetulnya dengan kabar ini. Tapi itulah komitmen.

"Semua yang sudah Sarasvati capai begitu menyenangkan. Aku ga mau berakhir menyedihkan. Aku sudah merasa nyaman dengan tim Sarasvati saat ini, aku ga mau ada perpecahan saat aku mulai egois mempertahankan band ini sampai nanti." Itu adalah kutipan chat Teh Risa di bbm group Sarasvamily yang menjelaskan hal yang sama, tiga hari sebelum acara Sarasvati Intimate Session.

Saat saya tanya Teh Risa, apakah sanggup jika suatu saat nanti benar-benar berhenti bernyayi? Dia menjawab, "bahwa berkesenian itu banyak caranya. Salah satunya menulis. Dan saya masih menulis."



Bernyanyi bersama, berfoto bersama, berbagi cerita, bercanda, tertawa, lalu menyatukan tangan kami semua di tengah lingkaran dan berteriak "SARASVAMILY!!!"



Itulah mengapa saya cinta Sarasvati. Happy menjadi bagian dari Sarasvamily. Dan bangga bangga bangga sekali pada Teh Risa Saraswati.




Terima kasih untuk Akang-Teteh Sarasvati dan teman-teman Sarasvamily yang menjadikan Minggu sore di Maja House kali itu begitu tak terlupakan. Doa dan support dari Sarasvamily selalu buat Sarasvati.

See you on October! Argh! Ga sabaarr.. :')


Saya juga turut berbela sungkawa untuk Kang Gigi Priadji, atas kepergian Ayahanda tercinta. May Allah rest his soul in peace..



  

Comments

Popular posts from this blog

Hade goreng ku basa

Kaget, miris, sedih. Tiga kata ini menggambarkan perasaan saya setiap kali dihadapkan langsung pada realita sikap sebagian masyarakat kita yang pengguna teknologi canggih, namun masih mengabaikan etika dan kesopansantunan dalam bertutur. Berkaitan erat dengan penggunaan bahasa, ada sebuah pepatah Sunda berbunyi: “Hade goreng ku basa”. Pepatah ini mengandung arti bahwa baik atau buruknya sesuatu tergantung bagaimana bahasa dan cara kita menuturkannya. Dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di ranah publik dan ranah formal, penggunaan bahasa yang baik dan benar (tak hanya dari segi gramatika, tetapi juga konteks sosialnya) amat sangat penting. Beberapa yang belakangan ini sedang sering saya temui adalah: 1. Pencari kerja yang meninggalkan komentar/pertanyaan tanpa memperhatikan tata krama pada postingan iklan lowongan kerja di media sosial. 2. Pelamar kerja/pencari peluang bisnis atau kerja sama yang mengirimkan e-mail tanpa memperhatikan etika berkirim surat. Mungkin terdengar berl

Menerjemahkan Karam Sarasvati

Di antara banyak isi kepala, saya suka deh terbengong - bengong berpikir betapa sebuah lagu bisa bertransformasi menjadi banyak bentuk karya lainnya. Ya prosa yang lebih panjang aka cerpen, ya novel, lalu jadi video klip atau bahkan film. Lagu berubah wujud jadi koreografi. Lagu jadi tema foto. Lagu jadi lukisan pasir. Lagu jadi soundtrack pribadi. Oh ini sih saya. Lagu diinterpretasikan menjadi posting instagram? Itu sih kerjaan teman saya. Tapi memang menarik sih. Beberapa waktu lalu juga ada satu band yang membuat lomba foto semacam ini. Jadi kita mendengarkan lagu - lagu mereka, lalu kita posting foto yang menurut kita menginterpretasikan lagu - lagu band tersebut. Dan memang, kalau kita mencipta sesuatu, sudah jelas interpretasi orang terhadap apa yang kita buat tidak akan sama dengan apa yang kita pikirkan saat kita mencipta karya tersebut. Makin banyak interpretasi, makin 'kaya' karyanya. Dan satu hal, tidak ada salah atau benar yang 'pakem' d

1000 paper stars and one wish

Masih ingat dengan karakter Kugy di novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari? Atau tonton filmnya deh. Di sana ada adegan Kugy senang membuat dan menempel origami burung bangau. Nah, hari kemarin saya buka puasa bersama dengan teman-teman, dan ternyata saya baru menemukan hobi mereka membuat origami. Tapi mereka gak bikin origami bangau seperti Kugy, melainkan origami bintang. Sambil ngobrol ngaler ngidul, tangan kita asik membuat origami bintang dari paper stars yang sudah banyak dijual di toko aksesoris. Kita tinggal melipat.. melipat lagi.. dan voila! Jadilah bintang-bintang lucu seperti ini! :D Origami adalah seni melipat kertas dari Jepang. Dan untuk origami bangau dan bintang ini ada mitosnya. Menurut mereka, kalau kamu bikin 1000 bangau atau bintang, kamu bisa make a wish. Namanya juga mitos, bisa jadi benar-benar kejadian bisa juga mitos ini dipatahkan kapan saja. Tergantung kamu mau percaya atau tidak. Kalau salah satu teman saya yang kemarin hadi