Skip to main content

Sore yang jingga untuk Bunga

Aku masih kuncup
hidup di tepi trotoar ini
berdamai dengan angin sore
ia membuatku kepincut
mesranya membuai setiap helai daunku

Aku jadi enggan merekah, berhias lalu lepas
paru-paruku masih senang menghimpun debu
telingaku belum bosan
coba pecahkan teka-teki suara klakson
berlompatan.. tergesa..
berkejaran bersama nafas manusia

Aha.. manusia!
Mataku sering tersedak oleh arak
yang mengalir dari desis ambiguitas manusia
Ketika mereka berbicara tentang imam
hidup.. redam.. hingga padam
seperti lampu di simpang jalan
mengawal bergantian
aku mencium keningku sendiri.. keheranan!

Ketika mereka tengah berulah
mengarang cerita tak sudah - sudah
tentang kambing yang menjadi rubah
satu per satu batang harapanku patah
terperangah oleh fabel yang terlalu mewah
aku lemah dan kalah...

Ahh..
Aku masih tetap kuncup
mencoba terus hidup
" Sebentar kamu mekar,
tunggu saja!"
Jingga ingatkan aku
sedikit tergugu..
hatikupun membesar
mau bersabar..

Terbayang jika aku hanya sebatang ilalang
siap terinjak kaki siapa yang lalu lalang
tak perlu tahu bahkan kala asa membentang
maka aku hanya akan menjadi jalang
mengurai rutukan tulisan di jalan pulang
...
Tapi jingga.. apa artinya ini semua?
Toh aku hanya senoktah dari jalan panjang
mewujud dari seribu bulir asam rasa penat
dan berakhir ketika leherku terpenggal orang lewat!

Bandung, 23 Maret 2010



Comments

Popular posts from this blog

Hade goreng ku basa

Kaget, miris, sedih. Tiga kata ini menggambarkan perasaan saya setiap kali dihadapkan langsung pada realita sikap sebagian masyarakat kita yang pengguna teknologi canggih, namun masih mengabaikan etika dan kesopansantunan dalam bertutur. Berkaitan erat dengan penggunaan bahasa, ada sebuah pepatah Sunda berbunyi: “Hade goreng ku basa”. Pepatah ini mengandung arti bahwa baik atau buruknya sesuatu tergantung bagaimana bahasa dan cara kita menuturkannya. Dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di ranah publik dan ranah formal, penggunaan bahasa yang baik dan benar (tak hanya dari segi gramatika, tetapi juga konteks sosialnya) amat sangat penting. Beberapa yang belakangan ini sedang sering saya temui adalah: 1. Pencari kerja yang meninggalkan komentar/pertanyaan tanpa memperhatikan tata krama pada postingan iklan lowongan kerja di media sosial. 2. Pelamar kerja/pencari peluang bisnis atau kerja sama yang mengirimkan e-mail tanpa memperhatikan etika berkirim surat. Mungki...

1000 paper stars and one wish

Masih ingat dengan karakter Kugy di novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari? Atau tonton filmnya deh. Di sana ada adegan Kugy senang membuat dan menempel origami burung bangau. Nah, hari kemarin saya buka puasa bersama dengan teman-teman, dan ternyata saya baru menemukan hobi mereka membuat origami. Tapi mereka gak bikin origami bangau seperti Kugy, melainkan origami bintang. Sambil ngobrol ngaler ngidul, tangan kita asik membuat origami bintang dari paper stars yang sudah banyak dijual di toko aksesoris. Kita tinggal melipat.. melipat lagi.. dan voila! Jadilah bintang-bintang lucu seperti ini! :D Origami adalah seni melipat kertas dari Jepang. Dan untuk origami bangau dan bintang ini ada mitosnya. Menurut mereka, kalau kamu bikin 1000 bangau atau bintang, kamu bisa make a wish. Namanya juga mitos, bisa jadi benar-benar kejadian bisa juga mitos ini dipatahkan kapan saja. Tergantung kamu mau percaya atau tidak. Kalau salah satu teman saya yang kemarin hadi...

Bandung, kota yang asik untuk jatuh cinta

Saat mengetahui tentang proyek baru dari @poscinta ini, saya langsung tertarik. Karena apa? Tentu karena akan sangat seru rasanya menulis seputar Bandung saat kota tempat tinggal saya sejak lahir ini bersiap menyambut ulang tahunnya yang ke 205 pada 25 September 2015 nanti. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung menjanjikan akan ada banyak keseruan dalam rangka menyambut HUT Bandung ke 205 nanti, diantaranya Festival Fashion, Festival Kuliner, Festival Kebudayaan dan Light Festival. Jadi mengapa kita tidak ikut bersenang-senang mulai dari sekarang? Untuk entri pertama, saya harus menulis dengan tema "Ikon Kota". Wah. Sebagai kota yang besar, rasanya tidak sulit untuk menemukan ikon kota Bandung ini. Hampir segala yang saya lihat di penjuru kota ini bisa menjadi ikon karena kekhasan dan cerita di baliknya. Sudah banyak pula buku yang membahas Kota Bandung, salah satunya buku 200 Ikon Kota Bandung ini. Jadi yang sulit sekarang adalah, menentukan ikon mana yang akan s...