Skip to main content

Hikmah hidup

Hikmah datang dari Tuhan. Kita mendapatkannya ketika mampu menangkap apa yang baik dan apa yang tidak baik dn kita memilih untuk melangkah ke depan dengan mendapat pelajaran dari sesuatu yang telah kita lewati. Tak hanya hal baik yang dapat membekali kita dengan pelajaran, sesuatu yang buruk pun bisa saja memberi hidup kita nilai yang jauh lebih berhaga.

Kedua orang tua saya memutuskan untuk bepisah ketika usia saya balita. Saya tidak tumbuh dengan Ayah dan Ibu kaandung bersama - sama di samping saya. Saya penah merasa seperti tidak diharapkan di dunia ini dengan keadaan tersebut. Namun itu mampu saya lewati dengan menanamkaan keyakinan bahwa setiap manusia lahir ke dunia pastinya dengan sebuah misi yang diembankan Tuhan padanya.

Mengetahui bahwa banyak hal baik yang bisa dilakukan seorang manusia, maka sia - sia rasanya ketika saya harus terus menyesali perpisahan kedua orang tua saya. Ada sebuah kalimat bagus yang pernah saya dengar, 'don't regreat anything because everythings happens for a reason'. Maka sejak itu saya tidak pernah lagi memusingkan untuk alasan apa kedua orang tua saya berpisah. Satu yang saya yakini, Tuhan tahu alasan itu walau Ia seperti juga saya, sangat membenci perceraian.

Bagaimanapun, perpisahan kedua orang tua saya telah mengajarkan saya tentang ketulusan, keikhlasan, kepasrahan tehadap Yang Kuasa dan kelapangan hati untuk memaafkan segalanya. Dengan memaafkan, kita memang tidak bisa mengubah masa lalu. Namun dengan memaafkan masa lalu, berati kita telah memutuskan untuk tetap begerak maju ke arah masa depan dan mengubahnya menjadi lebih baik.

Suatu hari saya menonton sebuah Film Indonesia dengan judul 'Bukan Cinta Biasa'. Film ini mampu menguras tawa sekaligus air mata saya sepanjang menyaksikannya. Saya tetawa karena film ini banyak menghadirkan adegan lucu dan saya menangis karena kelucuan - kelucuan itu menghadirkan ironi yang menyakitkan bagi saya. Cerita film ini sungguh dekat dengan kehidupan saya namun terasa begitu jauh.

Tokoh utama film ini adalah Nikita, seorang gadis yang tidak pernah tahu siapa Ayah kandungnya sampai ia berusia 16 tahun. Tanpa sepengatahuan Ibunya, ia berusaha untuk mencari tahu sendiri siapa Ayahnya. Nikita tak hanya berhasil menemui Ayahnya, namun ia juga mampu menjalin hubungan baik dengan Ayahnya itu. Di akhir film, Nikita mendapatkan kedua orang tuanya kembali bersatu. Sungguh ending yang manis.

Setelah menyaksikan film tersebut saya melamun.. berandai - andai kalau saja kehidupan ini bisa seperti film tersebut yang berakhir bahagia. Namun saya kembali pada kenyataan baha life is not a movie. Hidup saya memiliki skenario sendiri yang dibuat oleh-Nya. Saya hanya mampu menjalani dengan keyakinan bahwa inilah yang terbaik dari-Nya. Setiap kali merasa 'sakit', saya selalu teringat akan sebongkah emas yang harus mengalami tempaan yang jauh lebih berat dibanding dengan logam lainnya untuk menjadikannya lebih berkilau dan berharga. Tuhan menempa saya dengan cobaan ini pastinya ingin membut saya menjadi seorang yang kuat dan berkilau seperti emas! Semoga...

Comments

Popular posts from this blog

Hade goreng ku basa

Kaget, miris, sedih. Tiga kata ini menggambarkan perasaan saya setiap kali dihadapkan langsung pada realita sikap sebagian masyarakat kita yang pengguna teknologi canggih, namun masih mengabaikan etika dan kesopansantunan dalam bertutur. Berkaitan erat dengan penggunaan bahasa, ada sebuah pepatah Sunda berbunyi: “Hade goreng ku basa”. Pepatah ini mengandung arti bahwa baik atau buruknya sesuatu tergantung bagaimana bahasa dan cara kita menuturkannya. Dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di ranah publik dan ranah formal, penggunaan bahasa yang baik dan benar (tak hanya dari segi gramatika, tetapi juga konteks sosialnya) amat sangat penting. Beberapa yang belakangan ini sedang sering saya temui adalah: 1. Pencari kerja yang meninggalkan komentar/pertanyaan tanpa memperhatikan tata krama pada postingan iklan lowongan kerja di media sosial. 2. Pelamar kerja/pencari peluang bisnis atau kerja sama yang mengirimkan e-mail tanpa memperhatikan etika berkirim surat. Mungki...

1000 paper stars and one wish

Masih ingat dengan karakter Kugy di novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari? Atau tonton filmnya deh. Di sana ada adegan Kugy senang membuat dan menempel origami burung bangau. Nah, hari kemarin saya buka puasa bersama dengan teman-teman, dan ternyata saya baru menemukan hobi mereka membuat origami. Tapi mereka gak bikin origami bangau seperti Kugy, melainkan origami bintang. Sambil ngobrol ngaler ngidul, tangan kita asik membuat origami bintang dari paper stars yang sudah banyak dijual di toko aksesoris. Kita tinggal melipat.. melipat lagi.. dan voila! Jadilah bintang-bintang lucu seperti ini! :D Origami adalah seni melipat kertas dari Jepang. Dan untuk origami bangau dan bintang ini ada mitosnya. Menurut mereka, kalau kamu bikin 1000 bangau atau bintang, kamu bisa make a wish. Namanya juga mitos, bisa jadi benar-benar kejadian bisa juga mitos ini dipatahkan kapan saja. Tergantung kamu mau percaya atau tidak. Kalau salah satu teman saya yang kemarin hadi...

Bandung, kota yang asik untuk jatuh cinta

Saat mengetahui tentang proyek baru dari @poscinta ini, saya langsung tertarik. Karena apa? Tentu karena akan sangat seru rasanya menulis seputar Bandung saat kota tempat tinggal saya sejak lahir ini bersiap menyambut ulang tahunnya yang ke 205 pada 25 September 2015 nanti. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung menjanjikan akan ada banyak keseruan dalam rangka menyambut HUT Bandung ke 205 nanti, diantaranya Festival Fashion, Festival Kuliner, Festival Kebudayaan dan Light Festival. Jadi mengapa kita tidak ikut bersenang-senang mulai dari sekarang? Untuk entri pertama, saya harus menulis dengan tema "Ikon Kota". Wah. Sebagai kota yang besar, rasanya tidak sulit untuk menemukan ikon kota Bandung ini. Hampir segala yang saya lihat di penjuru kota ini bisa menjadi ikon karena kekhasan dan cerita di baliknya. Sudah banyak pula buku yang membahas Kota Bandung, salah satunya buku 200 Ikon Kota Bandung ini. Jadi yang sulit sekarang adalah, menentukan ikon mana yang akan s...