Ia tetap menaruh matanya di balik lensa. Entah objek apa yang sedang dicarinya. Entah momen apa yang sedang ditunggunya. Ah, mungkin dia tidak mencari apa-apa sebenarnya. Pun tak ada momen yang ditunggunya. Ia hanya senang menyembunyikan wajahnya di balik kamera besar itu. Sesekali saja jarinya memijit tombol shutter . Lima belas menit ia melakukan itu. Lalu tiba-tiba saja ia mengangkat wajahnya dari kamera itu dan langsung menatapku. Aku kaget, jangan-jangan ia bisa membaca pikiranku barusan lalu marah. Tapi sepertinya tidak. Ia menarik tanganku sambil melangkah maju, “Kamu temenin aku sampai selesai, kan?” Aku mengangguk dan tersenyum walau ia tak melihatnya, “Hari ini buat kamu, kok, Putri.” _____ Putri, perempuan yang kujumpai dua tahun lalu ketika ia terkulai lemah di sebuah ruangan rumah sakit. Tangannya dibebat kain perban. Matanya memejam seperti ingin melupakan sesuatu. Beberapa goresan pecahan kaca melukai wajah cantiknya. Putri meringis perih. Kemudian tubuh di...