Boy selalu menghabiskan sorenya sendirian di atas genteng rumah, memandangi langit. Langit telah menjadi tempat curahan hati Boy yang paling setia selama ini. Boy jatuh cinta pada langit. Langit selalu mendengar tanpa pernah mengeluh bosan, begitu menurut Boy. Pukul 4.20 sore. Waktunya Boy menemui langit untuk menceritakan harinya. Tapi kali ini tidak. Boy sedang ingin berada di lapangan futsal bersama teman – temannya. Boy tidak peduli ia baru saja menjalani operasi akibat kecelakaan motor yang dialaminya. Ia merasa sehat saat itu. Dan rasanya cukup mampu untuk mencetak beberapa gol ke gawang lawan. Boy mencari sepatu futsalnya. Di kamar, di rak sepatu, di sekeliling rumah. Rasanya sudah setiap sudut rumah ia datangi, tapi sepatu futsal kesayangannya itu tak juga ia temukan. “SIALAN!!!” Boy berteriak di tengah rumah yang kosong. Semangatnya untuk futsal bersama teman – temannya telah hilang. Ia lunglai. Namun ia tahu ada yang selalu setia menunggunya di atas sana, di ge...